JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Perumusan Naskah Proklamasi terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Tepatnya ada di Jalan Imam Bonjol Nomor 1.
Bangunan dua lantai bergaya arsitektur art deco tersebut didirikan pada sekitar tahun 1920-an, dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama J.F.L Blankenberg.
Dulunya, bangunan seluas 1.138 meter persegi yang berdiri di tanah seluas 3.914 meter persegi itu merupakan kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, seorang Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang.
Pasca-kemerdekaan, gedung diserahkan ke Departemen Keuangan dan dikelola oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi pernah dikontrak oleh Kedutaan Inggris pada 1961 hingga 1981. Kemudian, pada 1982 gedung ini digunakan sebagai kantor Perpustakan Nasional.
Barulah pada tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nugroho Notosusanto menginstruksikan Direktorat Permuseuman agar gedung ini difungsikan sebagai museum yang dikenal seperti sekarang ini.
Terletak di Menteng dan dekat dengan Taman Suropati, Museum Perumusan Naskah Proklamasi sangat mudah dijangkau dengan segala macam moda transportasi.
Persis di depan museum, ada shelter Transjakarta, dengan nama yang sama, Halte Museum Proklamasi. Museum ini beroperasi setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, kecuali hari Senin dan hari besar nasional.
Tiket masuknya terhitung murah, hanya Rp 2.000 untuk dewasa, dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk kunjungan rombongan, biayanya cukup 50 persennya saja, alias Rp 1.000 untuk rombongan dewasa, dan Rp 500 untuk rombongan anak-anak.
Adapun tiket masuk wisatawan asing sebesar Rp 10.000 per orang.