Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Dukung Jokowi, Arief Poyuono Dinilai Fadli Zon Tak Tepat di Gerindra

Kompas.com - 09/08/2017, 17:38 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, seluruh kader partainya saat ini sudah memiliki satu konsesus untuk mencalonkan Ketua Umum Prabowo Subianto pada Pemilu 2019.

Oleh karena itu, Fadli menyesalkan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, yang menyebut Presiden Joko Widodo akan terpilih kembali pada 2019 mendatang.

Fadli menilai, pernyataan Arief tersebut menandakan ia sudah tidak sejalan dengan Partai Gerindra.

"Di Gerindra itu sudah jelas kok, kami menginginkan Pak Prabowo untuk maju menjadi calon presiden 2019. Kalau ada orang yang beda pendapat soal itu, berarti dia bukan berada di tempat yang tepat," kata Fadli Zon kepada Kompas.com, Rabu (9/8/2017).

Namun, Fadli tidak menjawab secara gamblang apakah pernyataan itu dimaksudkan agar Arief Poyuono diminta keluar jika tidak sejalan dengan kebijakan Gerindra.

"Saya sih terserah saja, tapi kalau sudah tidak sejalan lagi mau ngapain. Pernyataan itu jelas bertentangan dengan semua stakeholder Gerindra. Pernyataan itu tidak punya dasar kalau dia mengaku sebagai orang Gerindra," kata dia.

Fadli pun menilai Arief bisa dikenakan sanksi oleh mahkamah partai atas pernyataannya tersebut. Apalagi, saat ini Mahkamah Partai Gerindra juga tengah melakukan proses terhadap pernyataan Arief yang mengaitkan PDI-P dengan PKI.

"Kami kan ada teguran pertama, kedua dan sebagainya. Itu di mahkamah partai, biarin lagi berproses," ucap Fadli.

Fadli tidak tahu apakah Arief marah kepada partai karena tidak membelanya atas pernyataan yang mengaitkan PDI-P dengan PKI. Namun, Fadli menekankan bahwa persoalan ini hanya masalah kecil yang bisa diselesaikan di mahkamah partai.

"Kemarin juga kan dia sudah minta maaf (ke PDI-P), menyadari kekeliruannya. Karena itu keliru memang, tidak sesuai garis partai. Kami selalu hormati partai lain dalam berdemokrasi," kata Wakil Ketua DPR ini.

Arief Poyuono yang sebelumnya kerap mengkritik Jokowi, mendadak mengeluarkan pernyataan berbeda. Arief menilai bukan mustahil bagi Joko Widodo untuk kembali terpilih sebagai presiden pada Pemilu 2019.

(Baca: Arief Poyuono Kini Puji Jokowi, Prediksi Bisa Menang Pilpres 2019)

Hal itu dikarenakan adanya sejumlah capaian positif yang diberikan Jokowi pada tiga tahun pemerintahannya.

"Melihat prestasi Joko Widodo yang bakal meraih kesuksesan sepertinya bukan tidak mungkin Joko Widodo akan terpilih kembali jika mencalonkan kembali sebagai capres 2019," kata Arief melalui keterangan tertulis, Selasa (8/8/2017).

Arief kemudian menjabarkan sejumlah prestasi yang ditorehkan pemerintahan Jokowi. Misalnya angka inflasi yang bisa ditekan sehingga negara bisa jauh dari krisis keuangan. Padahal, sejumlah negara tengah mengalami krisis keuangan dan pelemahan ekonomi.

Pernyataan Arief ini dilontarkan setelah ia dilaporkan ke kepolisian oleh sejumlah kader PDI-P karena mengaitkan partai berlambang banteng tersebut dengan PKI.

(Baca juga: Ditegur Prabowo, Waketum Gerindra Minta Maaf kepada PDI-P)

Kompas TV Ajakan boikot pilpres 2019 oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono jika gagal menggugat ke Mahkamah Konstitusi menuai kritikan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com