Jika sekiranya SNSD dikaitkan sebagai simbol seks dan pelacuran, lantas bagaimana dengan dangdut dan grup-grup musik sepanjang Pantura yang lebih dikenal sebagai Dangdut Pantura atau Goyang Pantura?
Padahal, kevulgaran mereka ini membuat Paris Hilton, Jennifer Lopez, Lady Gaga, Ariana Grande atau Madonna (di masanya) seolah menjadi sederetan santa atau orang suci. Artinya, kevulgaran Paris Hilton dan kawan-kawannya itu tak sebanding dengan kevulgaran yang dipertontonkan para artis Pantura.
Kegaduhan ini sepertinya akan terus berlangsung dan akan mencapai puncaknya di 2019. Isu agama, etnis, dan PKI pasti akan terus digelontorkan.
Ancang-ancang partai politik sudah dimulai. Partai yang dulunya sangat vokal terhadap Jokowi, belakangan sudah mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi di 2019.
Entah ini adalah siasat pengalihan perhatian atau penyusupan, hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tahu. Bahkan Tuhan pun mungkin ditipu dan dibohonginya berkali-kali.
Dua tokoh besar dalam politik Indonesia belakangan juga melakukan konsolidasi, rekonsiliasi, sekaligus diplomasi dengan nasi goreng.
Keduanya yang selama ini dikenal berseberangan dan musuh bebuyutan semenjak di institusi tempat bernaung sebelumnya, ternyata disatukan oleh nasi goreng.
Di parlemen, seorang tokoh politik yang dipecat dari partainya dan selama ini super vokal bahkan bisa dikatakan sudah taraf nyinyir, serta merta berbalik arah mulai menyuarakan dukungannya kepada Jokowi untuk 2019.
Ah, entahlah! Sepertinya memelihara kewarasan politik di negeri ini memang perlu seni tersendiri.
Saya memilih kata ‘kewarasan politik’ bukan “kenetralan”, bukan juga “objektif” atau ‘subjektif’ karena tidak mungkin seseorang netral sepenuh-penuhnya, objektif seutuhnya ataupun subjektif akut.
Memelihara kewarasan politik diri sendiri untuk berusaha tetap waras dalam keseharian kita adalah satu hal baru. Mungkin sudah saatnya universitas-universitas di Indonesia membuka program studi baru: “Kewarasan Politik”.
God bless Indonesia. Dirgahayu ke 72 Republik Indonesia!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.