Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Imbau Elite Politik Adu Konsep, Tak Saling Tebar Kebencian

Kompas.com - 05/08/2017, 09:40 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengimbau agar elite politik tak saling menebar kebencian. Dia mengigatkan, ujaran kebencian bisa dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang.

Lebih baik, kata dia, elite politik saling adu konsep sehingga bisa membangun negara dan sistem pemerintahan lebih efektif dan efisien.

"Jangan jauh-jauh hari menebar kebencian, fitnah, tuduhan," kata Tjahjo di Kuta, Bali, Jumat (4/8/2017).

Saat ditanyakan apakah saling tuding sejumlah politisi tersebut merupakan upaya untuk memecah belah pemerintahan yang kini solid, Tjahjo mengaku tak sepaham. Menurutnya, Presiden Joko Widodo merupakan sosok yang pendiam dan tak terpengaruh oleh fitnah-fitnah. Jokowi, kata dia, lebih fokus kepada kerjanya sebagai Presiden.

"Makannya, kawan atau lawan mari kita fair lho. Ini kan mekanisme lima tahunan. Lima tahunan cepet lho, sekarang kan hawanya sudah pilpres. Mari kita secara objektif," tutur mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu.

(Baca: Dituduh Dukung Intoleran, PKS akan Laporkan Politisi Nasdem Viktor Laiskodat)

Beberapa hari lalu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono dilaporkan ke Kepolisian atas ucapannya yang menganggap wajar jika PDI Perjuangan disamakan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Setelahnya, hal serupa dilakukan oleh Ketua DPP Partai Nasdem, Viktor Bungtilu Laiskodat. Viktor sebelumnya menuduh empat partai secara eksplisit Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN sebagai partai yang mendukung kelompok ekstremis, pendukung khilafah, dan karena itu tidak boleh didukung.

Bahkan, disamakan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 yang Iayak dibunuh. Pernyataan keduanya kemudian menuai banyak kritik dari partai-partai lain.

Kompas TV Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam ormas anti-pancasila untuk mengundurkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com