Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2017, 18:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang petani bernama Simson alias Suju ditembak sekelompok orang tak dikenal di Pegunungan Poraa, Desa Parigimpuu, Kecamatan Parigi Barat, Sulawesi Tengah.

Kejadian itu disaksikan oleh warga yang kemudian diperiksa kepolisian setempat.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, saksi diperlihatkan sejumlah foto anggota kelompok teroris yang pernah dipimpin Santoso, yang masuk dalam daftar pencarian orang.

"Ditunjukkan foto-foto DPO, ditunjuk salah satunya. Ada tiga orang katanya," ujar Martinus di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/8/2017).

Ciri yang dikenali saksi dari pelaku yakni pria dengan rambut panjang.

Baca: Satgas Tinombala Kembali Sebar Foto Anak Buah Santoso agar Menyerah

 

Selain itu, saksi diminta menunjuk gambar senjata yang digunakan orang tak dikenal itu untuk menembak Suju.

Saksi pun menunjuk salah satu senjata yang sama persis dengan yang digunakan kelompok Santoso.

"Dengan dua indikator itu bisa disimpulkan pelakunya adalah DPO (kelompok Santoso)," kata Martinus.

Martinus mengatakan, pasca penembakan, tim gabungan Polres dan Polda serta satgas melakukan pengejaran.

Selain itu, ada juga tim yang berjaga di sekitar lokasi.

"Memang posisinya di sekitar tempat mereka berpindah-pindah, di Gunung Biru," kata Martinus.

Baca juga: Pangdam Merdeka Minta Sisa DPO Jaringan Santoso Menyerah

Kejadian bermula saat saksi hendak mengumpulkan durian di kebun milik Suju.

Setibanya di sana, saksi dihadang satu orang tak dikenal yang mengarahkan senjata padanya.

Orang tak dikenal itu menanyakan maksud saksi ke kebun itu.

Setelah menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan, saksi kemudian dibawa naik ke dataran yang lebih tinggi.

Setibanya di atas, ternyata ada sejumlah orang tak dikenal lainnya.

Tak lama kemudian, Suju datang mendekat ke lokasi tersebut. Suju pun dihadang oleh tiga orang tak dikenal.

Saksi sempat melihat Suju melakukan perlawanan dengan mencoba merampas senjata.

Namun, tak lama kemudian, terdengar bunyi tembakan. Saksi langsung melarikan diri ke bawah gunung.

Adapun ciri orang tak dikenal tersebut yaitu berambut panjang, membawa ransel besar, memakai septu knobol putih, dua pelaku membawa senjata laras panjang, dan menggunakan pakaian loreng hijau pudar.

Kompas TV Apa pula untung ruginya pemblokiran telegram bagi masyarakat pengguna pada umumnya?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Airlangga Anggap Biasa Pertemuan antara Luhut dan Puan

Airlangga Anggap Biasa Pertemuan antara Luhut dan Puan

Nasional
Arsul Sani Jadi Hakim MK, DPR Diingatkan Tak Intervensi Kekuasaan Kehakiman

Arsul Sani Jadi Hakim MK, DPR Diingatkan Tak Intervensi Kekuasaan Kehakiman

Nasional
Polri Buka Peluang Periksa Kapolda Kaltara Terkait Pengusutan Kematian Ajudannya

Polri Buka Peluang Periksa Kapolda Kaltara Terkait Pengusutan Kematian Ajudannya

Nasional
PSI Ganti Kepengurusan, KPU Pastikan Pendaftaran Bacaleg PSI Tetap Sah

PSI Ganti Kepengurusan, KPU Pastikan Pendaftaran Bacaleg PSI Tetap Sah

Nasional
Temui Relawan Bara JP, Kaesang Bilang Tak Diperintah Jokowi

Temui Relawan Bara JP, Kaesang Bilang Tak Diperintah Jokowi

Nasional
Tolak Gugatan soal Sistem Zonasi PPDB, MK: Itu Masalah Penerapan Aturan

Tolak Gugatan soal Sistem Zonasi PPDB, MK: Itu Masalah Penerapan Aturan

Nasional
Megawati Duduk Bersebelahan dengan Ganjar Pranowo pada Rapat TPN Hari Ini

Megawati Duduk Bersebelahan dengan Ganjar Pranowo pada Rapat TPN Hari Ini

Nasional
PPP Mau Cawapres Ganjar dari Kaum Agamis, Bisa Sandiaga Uno atau Mahfud

PPP Mau Cawapres Ganjar dari Kaum Agamis, Bisa Sandiaga Uno atau Mahfud

Nasional
Stafanus Roy Rening Didakwa Rintangi Penyidikan Lukas Enembe

Stafanus Roy Rening Didakwa Rintangi Penyidikan Lukas Enembe

Nasional
Kunjungi Bara JP di Safari Politik Perdananya, Kaesang: Politik Digerakan Relawan

Kunjungi Bara JP di Safari Politik Perdananya, Kaesang: Politik Digerakan Relawan

Nasional
Mahfud Minta Polri Antisipasi Gangguan Distribusi Logistik Pemilu 2024

Mahfud Minta Polri Antisipasi Gangguan Distribusi Logistik Pemilu 2024

Nasional
Penetapan Arsul Sani Jadi Hakim MK oleh DPR Dinilai Terburu-buru dan Tak Transparan

Penetapan Arsul Sani Jadi Hakim MK oleh DPR Dinilai Terburu-buru dan Tak Transparan

Nasional
Revisi UU ASN Akan Bubarkan Lembaga KASN

Revisi UU ASN Akan Bubarkan Lembaga KASN

Nasional
Satgas TPPU Ancam Serahkan Penanganan Dugaan TPPU Emas Batangan Rp 189 Triliun ke Penegak Hukum

Satgas TPPU Ancam Serahkan Penanganan Dugaan TPPU Emas Batangan Rp 189 Triliun ke Penegak Hukum

Nasional
Pemerintah Tambah Pasokan Beras Operasi Pasar Jadi 100.000 Ton

Pemerintah Tambah Pasokan Beras Operasi Pasar Jadi 100.000 Ton

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com