Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PGI dan PP Muhammadiyah Sepakat Cegah Provokasi yang Bisa Timbulkan Perpecahan

Kompas.com - 04/08/2017, 16:12 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sepakat untuk mencegah berbagai bentuk provokasi yang dapat menimbulkan perpecahan antar-anak bangsa di Indonesia.

Kesepakatan tersebut merupakan hasil silaturahim antara kedua organisasi keagamaan itu di Kantor PGI, Kamis (3/8/2017).

"PGI dan Muhammadiyah sepakat untuk bersatu mencegah berbagai bentuk provokasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan perpecahan di antara anak bangsa, terutama dalam menghadapi pilkada serentak 2018 dan pilpres 2019," demikian dikutip dari siaran pers PGI kepada Kompas.com, Jumat (4/8/2017).

Kedua organisasi menilai, tidak menutup kemungkinan kelompok-kelompok kepentingan mengambil keuntungan dengan mengorbankan kehidupan berbangsa dengan mengatasnamakan agama untuk membuat perpecahan.

Ketua Umum PP Muhammadyah Haedar Nashir, dalam silaturahim tersebut, menyatakan, salah satu peran penting yang perlu diambil Muhammadyah dan PGI adalah menyadarkan para elit kekuasaan dan elit-elit politik agar bertanggung jawab secara moral atas kehidupan berbangsa.

Haedar yang didampingi oleh Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan pengurus pusat lainnya juga menyoroti berbagai perkembangan bangsa dan konstelasi politik belakangan ini.

Menurut Haedar, situasi kebangsaan saat ini membutuhkan perhatian besar dari lembaga keumatan yang ada.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, Muhammadiyah dan PGI dinilai telah berkontribusi atas perkembangan kehidupan berbangsa.

Haedar juga menyoroti situasi terkini bangsa, di mana berkembangnya masalah radikalisme, meningginya keretakan sosial antar-elemen anak bangsa, munculnya gerakan anti-Pancasila, hingga terbitnya Perppu Ormas Nomor 2 Tahun 2017.

Masalah ini, menurut dia, perlu jadi perhatian.

Haedar mengatakan, Muhammadiyah mengedepankan Islam yang berkemajuan, dengan mengedepankan sikap yang objektif dan rasional dalam menyikapi berbagai situasi kebangsaan.

Serta menghindarkan diri dari sikap-sikap politik yang memicu berkembangnya berbagai masalah seperti radikalisme.

Sementara itu, Ketua Umum PGI, Pendeta Henriette Lebang, menyampaikan empat keprihatinan gereja-gereja di Indonesia, yakni kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme, dan kerusakan lingkungan.

Untuk merespons keempat isu ini PGI selalu mengharapkan keterlibatan dan kerja sama berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah, untuk bersama-sama membangun bangsa.

"Kunjungan silaturahim ini menjadi sangat bermakna untuk membangun kesepahaman satu dengan yang lain dan melakukan kerja-kerja bersama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik dan sejahtera dalam semangat kekeluargaan," ujar Lebang.

Menyikapi Perppu Nomor 2 Tahun 2017, dia menyatakan, PGI menyambutnya dengan positif.

Akan tetapi, PGI juga mengkritisi secara objektif dan rasional.

PGI menilai, situasi kebangsaan mengalami pengerasan yang berbeda dari waktu-waktu sebelumnya.

Hal itu dinilai terjadi karena kurang dirawatnya perbedaan yang ada dalam kehidupan berbangsa.

"Untuk itu, Perppu ini dapat dilihat secara positif sebagai respon atas situasi kebangsaan tersebut. Namun juga PGI secara kritis menyampaikan kepada Presiden agar Perpu ini tidak dijadikan alat kekuasaan untuk membungkam mereka yang bersuara kritis kepada kekuasaan," ujar Lebang.

"Karena itu, kami menyarankan agar Perppu ini dilengkapi dengan berbagai persyaratan dan indikator yang jelas," tambah Lebang.

Kompas TV Lalu apa saja pesan-pesan damai dalam momen Lebaran dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com