Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi III: Kasus Novel Jadi Pertaruhan Kredibilitas Kapolri

Kompas.com - 01/08/2017, 07:23 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR, Arsul Sani menilai pengungkapan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan menjadi tantangan bagi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Berhasil atau tidaknya Polri dalam mengungkap kasus ini dinilai akan berdampak pada kredibilitas Polri. Terlebih, kasus ini disorot oleh masyarakat luas dan akhirnya menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.

"Hal ini akan menjadi taruhan kredibilitas Kapolri saat ini," kata Arsul saat dihubungi, Senin (31/7/2017).

Jika berhasil, maka keberhasilan tersebut dianggap dapat menjadi poin tersendiri bagi Tito. Apalagi, kasus penganiayaan terhadap aktivis korupsi pernah terjadi sebelumnya di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni terhadap peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun.

Namun, kasus tersebut belum berhasil diungkap hingga saat ini meski mendapat atensi yang sama dari Presiden SBY saat itu.

Di sisi lain, Arsul nenambahkan, Novel juga harus kooperatif dengan pihak Polri. Misalnya, dalam mengungkap sosok jenderal polisi yang terlibat dalam penyerangannya, Novel perlu secara terbuka menyampaikannya kepada Polri.

Novel diminta tidak hanya mengeksposnya kepada media massa.

"Ia perlu secara terbuka menyatakan siap diperiksa polisi dan membeberkan apa yang diketahuinya," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

"Jika dia 'ogah-ogahan' di-BAP polisi untuk pernyataannya itu, maka itu bukan sikap gentle seorang penegak hukum," kata Arsul.

Pengungkapan kasus ini pada akhirnya kembali berpulang kepada Novel untuk ikut mengungkap kasusnya, atau hanya membiarkan isu keterlibatan jenderal polisi tersebut hanya menjadi pembicaraan di publik.

"Berpulang kepada Novel apakah dia ingin berkontribusi dalam pengungkapan kasusnya atau menjadikan dugaan keterlibatan jenderal tersebut hanya sekedar lemparan unutk menjadi gunjingan publik," ucap Arsul.

(Baca juga: Bagi KPK, Pertemuan Presiden dan Kapolri Jadi Sinyal Baik Pengungkapan Kasus Novel)

Hingga Senin kemarin, tepat 111 hari pasca-penyerangan terhadap Novel Baswedan. Penyerangan dengan menggunakan air keras itu telah membuat kedua mata Novel rusak.

Saat ini, kondisi mata kanan Novel semakin membaik. Sementara mata kirinya masih belum bisa melihat.

Novel sebelumnya menduga ada campur tangan jenderal polisi dalam serangan terhadapnya. Hal inilah yang kemudian membuat polisi cukup lama mengungkap kasus tersebut.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, tim penyidik akan menelusuri dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus penyerangan Novel Baswedan. Untuk itu, tim akan meminta keterangan Novel di Singapura.

"Informasi dari Novel Baswedan yang disampaikan ke publik, dugaan jenderal polisi, sudah kami sampaikan bahwa ini perlu ditindaklanjuti dengan dengar keterangan Novel Baswedan secara langsung. Pro justicia. Kami sudah siapkan tim untuk berangkat ke Singapura," ujar Tito dalam jumpa pers di kantor Presiden, Senin.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah menyampaikan, KPK masih perlu menunggu perkembangan hasil penyidikan Polri karena domain kasus ini adalah tindak pidana umum. Ke depannya, koordinasi lebih lanjut akan dilakukan demi pengungkapan kasus tersebut.

"KPK tentu hanya dapat menjalankan tugas sepanjang sesuai dengan kewenangan di Undang-Undang," kata Febri.

Kompas TV KPK Gelar Doa Bersama Untuk Novel Baswedan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com