Kegiatan sehari-harinya diisi dengan mengajar dan praktik. Di akhir zaman Jepang, Abdulrachman Saleh dikukuhkan sebagai profesor atau guru besar dalam lingkungan Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit Perguruan Tinggi.
Dia banyak sekali menggeluti bidang ilmu faal dalam profesinya sebagai dokter. Sebagai penghargaan atas jasanya yang sangat besar di bidang kedokteran pada umumnya, dan ilmu faal pada khususnya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah meresmikan Dr Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia pada 5 Desember 1958.
Sebagai penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasanya, pada 15 Februari 1961, pemerintah Republik Indonesia mempersembahkan Bintang Mahaputra yang diterima secara simbolik oleh Ibu Abdulrachman Saleh.
Giat di bidang olahraga
Abdulrachman Saleh juga aktif di bidang olahraga. Di zaman Belanda, ia menekuni atletik dan terbang layang. Ia aktif di berbagai organisasi olahraga, antara lain Gerakan Latihan Olahraga Rakyat (Gelora) dan Poesat Tenaga Rakyat (Poetra) serta di awal tahun 1946. Sempat pula memimpin rapat besar olahraga di Gedung Habipraya Surakarta.
Mendirikan RRI
Mungkin jasa terbesar dari seorang Abdulrachman Saleh bagi negeri ini adalah kiprahnya di bidang komunikasi radio nasional. Pada 1934, Abdulrachman Saleh memelopori berdirinya perkumpulan Vereniging voor Oosterse Radio Omroep (VORO).
Ketika pusat radio pendudukan di Merdeka Barat ditutup karena menyiarkan naskah proklamasi, Abdulrachman Saleh membuat radio siaran nasional dengan membangun pemancar radio di rumahnya sendiri yang berkekuatan 100 Watt.
Siaran kemudian diselenggarakan dari ruang laboratorium ilmu faal dengan nama "The Voice of Free Indonesia". Stasiun Radio Indonesia Merdeka inilah yang menyiarkan pidato Bung Karno pada 25 Agustus 1945 dan juga pidato Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 29 Agustus 1945.
Kegiatan ini membawa Abdulrachman Saleh menjadi Ketua Organisasi Radio Republik Indonesia. Konon kabarnya, jargon RRI yang menentang penjajahan di Indonesia "Sekali di Udara tetap di Udara" adalah merupakan ide beliau.
Bagi penghormatan kepada jasa beliau yang telah menyebarluaskan berita Kemerdekaan Indonesia ke dunia internasional, patung beliau diabadikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.