Pada Pilpres 2014, Anies menjadi juru bicara Jokowi, yang merupakan lawan politik Prabowo.
Prabowo memilih Anies sebagai cagub pada detik-detik terakhir penutupan pendaftaran pasangan cagub-cawagub DKI.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya menyesal tak sejak dulu mengajak Anies makan nasi goreng bersama di Hambalang.
"Karena saya yakin, setelah Anies Bawedan makan nasi goreng saya di Hambalang, pasti dia sayang sama saya," kata Prabowo.
Jokowi-JK dan nasi goreng
Pada 2014, penunjukan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi juga diputuskan dalam suasana santai sambil menikmati hidangan sarapan di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Menu nasi goreng kembali menjadi pilihan dalam momentum politik yang sangat penting tersebut.
"Pagi tadi, sambil makan nasi goreng mendiskusikan kembali pembahasan semalam yang cukup panjang hari ini Pak Jokowi akan langsung ke Gedung Joang, mendeklarasikan cawapres dan kembali ke Teuku Ukar untuk memperkenalkan sambil makan siang bersama, Nasi Liwet khas Solo atau Coto Makassar," ujar Tjahjo Kumolo, yang saat itu menjabat Sekjen PDI Perjuangan.
Ada pula kisah nasi goreng saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih menjabat Presiden RI didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakilnya.
Kala itu, menu nasi goreng juga menjadi kunci.
Megawati mengungkapkan, keduanya sempat "berantem".
Pada momentum seperti itu, Megawati seringkali tidak mau bertemu Gus Dur. Namun, pertengkaran keduanya biasanya tak berlangsung lama.
Gus Dur selalu berinisiatif untuk mengajak berdamai, dengan datang ke rumah Megawati.
"Nanti telepon, 'Mbak, lagi opo?' 'Di rumah, Mas'. 'Bikinkan saya nasi goreng ya saya sudah di depan pintu rumah'. Kalau baikan begitu. Lah saya terpaksa toh bikin nasi goreng," ucap Megawati.
Nasi goreng simbol rakyat