Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Intel Pak SBY Masih Kuat, Dia Tahu Kelemahan Saya..

Kompas.com - 27/07/2017, 23:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku terkesan dengan santapan yang disediakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, saat mereka bertemu di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Kamis (27/7/2017) malam.

Sebelum melakukan pembicaraan, SBY menyajikan nasi goreng yang disajikan pedagang gerobak yang biasa berjualan di Cikeas. Prabowo pun memuji nasi goreng itu.

"Saya harus akui, nasi goreng ini menyaingi nasi goreng Hambalang (kediaman Prabowo)," ujar Prabowo usai pertemuan.

"Intel (intelijen) Pak SBY masih kuat. Beliau tahu kelemahan Prabowo itu nasi goreng, asal dikasih nasi goreng, Prabowo setuju saja," kata dia.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan sebelumnya mengatakan, penjual nasi goreng yang dihadirkan memang pedagang favorit SBY dan para pengurus Partai Demokrat.

Menurut Hinca, penjual nasi goreng itu merupakan pedagang keliling yang bisa dihubungi untuk pesanan.

"Iya keliling, kalau kami minta dia kemari tinggal ditelepon, biasanya ada mi tek-teknya, menunya ganti, kadang ada empalnya," kata Hinca di Puri Cikeas, Kamis malam.

Karena itu, Hinca menyebut bahwa pertemuan SBY dan Prabowo tersebut sebagai "diplomasi nasi goreng".

"Saya bilang 'diplomasi nasi goreng'. Nasi goreng itu kan sangat merakyat dan ini juga biasa jualan di pinggir jalan juga," ujar Hinca.

(Baca: Diplomasi Nasi Goreng, Cara SBY Menyambut Prabowo di Cikeas)

Belum koalisi

SBY sendiri menjelaskan bahwa pertemuan yang dilakukan kedua petinggi partai politik ini sebagai pertemuan biasa. Adapun, pertemuan menjadi luar biasa karena dilakukan untuk menyikapi UU Pemilu yang baru saja disahkan DPR pada 20 Juli 2017 silam.

Pertemuan ini menjadi luar biasa karena kedua petinggi partai politik ini merasa dalam "satu kubu" menyikapi pengesahan Undang-Undang Pemilu pada rapat paripurna DPR pada 20 Juli 2017 lalu.

(Baca: SBY Akui Pertemuan dengan Prabowo Dipicu Pengesahan UU Pemilu)

Menurut SBY, pengesahan UU Pemilu itu merupakan hasil proses politik yang melukai rakyat. Oleh karena itu, SBY menilai perlu komunikasi politik untuk menghindari lagi proses-proses politik yang merugikan rakyat.

"Kalau yang dilakukan negara itu tepat, kita tunduk. Tapi kalau tidak tepat, apalagi melukai rakyat, maka kita kita akan kritisi. Kita tolak secara gamblang, tegas, terang," tutur SBY.

Sedangkan Prabowo sendiri mengatakan bahwa ketentuan ambang batas pemilihan presiden atau presidential threshold sebagai aturan yang mengurangi kualitas demokrasi.

"Presidential threshold 20 persen adalah lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia," ujar Prabowo.

(Baca: Prabowo: "Presidential Threshold" Lelucon Politik yang Menipu Rakyat)

Meski begitu, menurut SBY, pertemuan ini bukan berarti bahwa Partai Demokrat dan Partai Gerindra akan melakukan koalisi saat Pemilu 2019.

Kedua partai akan meningkatkan kerja sama, sebagai bentuk pengawasan terhadap proses politik, terutama yang dilakukan pemerintah jika itu dinilai melukai rakyat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com