Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Kami Ingin Kasus Novel Segera Terungkap, tetapi...

Kompas.com - 27/07/2017, 15:48 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Pengawas Umum (Irwasum) Polri Komjen Dwi Priyatno mengatakan, Polri sudah bekerja dengan maksimal untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.

Pernyataan ini disampaikannya menanggapi pernyataan Novel yang pesimistis kasusnya bisa diusut Polri secara tuntas. 

"Ya wajar kalau Beliau menyampaikan seperti itu, tapi kami optimal. Kami ingin kasus ini segera terungkap, tapi memang kami punya kendala," ujar Dwi, dalam jumpa pers bersama KPK, Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2017).

Menurut Dwi, kejahatan bisa dilakukan secara sempurna atau tidak sempurna.

Baca: KPK Masih Percaya Polisi Bisa Tuntaskan Kasus Novel Baswedan

Kejahatan yang dilakukan secara sempurna sulit diungkap, karena pelaku benar-benar memikirkan secara detil dan rinci setiap tahapan yang dilakukan.

"Bagaimana dia (pelaku) menghindari atau menghilangkan barang bukti yang awal, betul-betul direncanakan," kata Dwi.

Sementara, terkait dugaan adanya oknum polisi yang turut terlibat dalam kasus tersebut, Dwi mengatakan, pernyataan soal itu seharusnya didukung dengan bukti atau fakta.

Polri akan mengonfrimasi dugaan tersebut.

"Kami tidak bisa hanya menduga saja. Orang yang menjadi tersangka saja ada asas praduga tak bersalah dan disesuaikan dengan fakta hukum," kata Dwi.

Baca: Novel Sebut Ada Kelompok Polri yang Melindungi dan yang Ingin Menyerangnya

Ia memastikan, proses hukum juga berlaku bagi aparat polisi yang terbukti terlibat.

"Selama ini seperti itu. Juga ada beberapa kasus yang kami tangani, kami sampaikan kepada pimpinan, kemudian ditindaklanjuti. Tapi sampai sekarang, berkaitan dengan hal ini yang sifatnya menduga-menduga belum ada faktanya untuk mengarah kepada seseorang," kata Dwi.

Novel yakin kasusnya tak akan terungkap

Novel disiram cairan yang diduga air keras oleh orang tak dikenal di dekat Masjid Jami Al Ihsan usai melaksanakan salat Subuh pada Selasa (11/4/2017). 

Namun, hingga saat ini, Kepolisian belum berhasil mengungkap kasus tersebut.

Novel yakin para penyidik punya kemampuan untuk mengungkap kasus dalam waktu dekat.

Hanya saja, ia meragukan keberanian para penyidik untuk menuntaskan kasus itu.

"Saya cukup bisa sebut Polri tidak akan berani mengungkap. Mungkin begini, ayo kita lihat apakah ke depan akan diungkap. Saya yakin sekali tidak akan diungkap," ujar Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam.

Menurut Novel, upaya teror kepada penyidik merupakan tindakan yang terencana matang.

Novel menduga ada keterlibatan oknum polisi dalam kasus ini.

Ia pun menyampaikannya kepada perwira Polri yang sempat bertemu dengannya.

Novel meminta agar penanganan kasus ini dilakukan secara serius. Namun, sudah lebih dari tiga bulan kasus ini tak terungkap.

Novel membandingkan demgan pengungkapan kasus teroris yang bisa lebih cepat.

Ia mengaku mengenal penyidik-penyidik yang menangani kasusnya di Polda Metro Jaya dan tak meragukan kemampuannya.

Oleh karena itu, Novel menilai, pengungkapan kasus ini bukan soal kemampuan, tapi kemauan.

Kompas TV Rumah Novel Sudah di Intai Seminggu Sebelum Kejadian

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com