Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Rumah Kaca Ikut Peringati Aksi Kamisan ke-500 di Depan Istana

Kompas.com - 27/07/2017, 10:53 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Band indie  Efek Rumah Kaca akan menjadi salah satu peserta dalam aksi Kamisan ke-500 yang digelar di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2017).

Trio rock alternatif tersebut rencananya akan tampil membawakan lagu, mengiringi aksi perlawanan keluarga korban pelanggaran HAM, yang menolak lupa atas apa yang terjadi pada orang-orang yang mereka cintai.

Vokalis sekaligus gitaris Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, mengajak para pendengarnya yang hadir dalam konser dadakan bertajuk Tiba-tiba Suddenly Konser Again pada Rabu (26/7/2017) malam, untuk hadir dalam aksi tersebut.

"Meski aksinya diam, kami akan membawakan lagu untuk memperingati aksi Kamisan ke-500," ujar Cholil di Ballroom Kuningan City, Jakarta, Rabu malam.

(Baca: Aksi Kamisan ke-493, Sumarsih Tidak Lelah)

Aksi Kamisan dimulai sejak tahun 2003. Aksi ini adalah bentuk perlawanan keluarga korban untuk menolak lupa atas apa yang terjadi pada orang-orang yang dicintai mereka. Aksi Kamisan juga menjadi upaya untuk mendorong pemerintah segera menyelesaikan kasus-kasus HAM yang ada.

Dalam aksi Kamisan, para peserta aksi yang menggunakan pakaian serba hitam dan payung hitam hanya melakukan aksi diam di depan Istana Negara.

Band yang beranggotakan lengkap Cholil Mahmud (vokal/gitar), Adrian Yunan (vokal/bas), Akbar Bagus Sudibyo (drum), dan Poppie Airil (bas/gitar) itu memang dekat dengan isu-isu sosial dan kemanusiaan. Lewat lirik lagunya, Efek Rumah Kaca berhasil menyampaikan pesan yang ingin mereka suarakan.

Dalam konser pada Rabu malam, ERK, begitu biasa nama band mereka disingkat, membawakan lagu berjudul "Hilang". Lirik lagu ini bercerita tentang orang-orang yang hilang pada Reformasi 1998.

"Rindu kami seteguh besi
 Hari demi hari menanti
Tekad kami segunung tinggi
Takut siapa? Kami hadapi"

"Yang hilang menjadi katalis
Disetiap Kamis
Nyali Berlapis"

"Marah kami senyala api di depan istana berdiri"

"Yang ditinggal
Takkan pernah diam
Mempertanyakan kapan pulang?"

Kompas TV Novel Baswedan sebut ada dugaan jenderal polisi terlibat kasus teror kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com