Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan: Saya Bisa Sebut Polri Tidak Akan Berani Mengungkap

Kompas.com - 27/07/2017, 06:32 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior KPK Novel Baswedan pesimistis kasusnya bakal diusut tuntas oleh kepolisian. Hingga lebih dari 100 hari, polisi belum berhasil menangkap satu pun pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel.

Novel yakin para penyidik punya kemampuan untuk mengungkap kasus dalam waktu dekat. Hanya saja, ia meragukan keberanian para penyidik untuk menuntaskan kasus itu.

"Saya cukup bisa sebut Polri tidak akan berani mengungkap. Mungkin begini, ayo kita lihat apakah ke depan akan diungkap. Saya yakin sekali tidak akan diungkap," ujar Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam.

Novel menduga ada keterlibatan oknum polisi dalam penyiraman air keras. Ia pun menyampaikannya kepada perwira Polri yang sempat bertemu dengannya. Ia meminta agar penanganan kasus ini dilakukan secara serius. Tak hanya untuk Novel, tapi untuk instansi Polri sendiri.

Baca: Novel Sayangkan Polisi Publikasi Dirinya Tak Mau Diperiksa, padahal...

"Walau setelah lewat tiga bulan, rasanya Polri tidak berani ungkap kasus ini," kata Novel.

Waktu lebih dari tiga bulan dianggap Novel terlalu lama untuk mengungkap kasus tindak pidana ringan. Bahkan, kata dia, mengungkap kasus teroris saja bisa lebih cepat.

Ia kenal betul penyidik-penyidik yang menangani kasusnya di Polda Metro Jaya dan tak meragukan kemampuannya. Menurut Novel, pengungkapan kasus ini bukan soal kemampuan, tapi kemauan.

"Bisa saja mereka melakukan ini, mau apa tidak. Ditambah, berani apa tidak," kata Novel.

Baca: Usut Kasus Novel Baswedan, Polri Dianggap Tidak Kompak

Novel beberapa kali menerima teror, baik bentuk fisik maupun lewat saluran telepon. Ia mendapat informasi bahwa orang yang melakukan serangkaian teror itu merupakan orang yang sama.

"Orangnya itu-itu aja. Itu yang bikin rusak Polri," ujar dia.

Oleh karena itulah Novel menyebut pengungkapan kasusnya akan berdampak pada institusi Polri. Jika kepolisian berani mengungkap siapa dalang penyerangan itu, maka akan jadi pembenahan di tubuh korps bhayangkara.

Baca: Aktivis Ungkap Sejumlah Kejanggalan dalam Kasus Novel Baswedan

Ini baru kasus Novel. Menurut dia, masih banyak teror yang tak terungkap yang menimpa penyidik lain. Ia menegaskan bahwa teror kepada aparatur hukum tidak boleh lagi dibiarkan dan ditutupi. Penanganannya harus serius.

"Aparatur yang kerja untuk kepentingan negara diteror, dilukai, diserang, dan dipermalukan dan negara membiarkan. Itu hal luar biasa. Dalam beberapa peristiwa Presiden sampaikan untuk diungkap tuntas. Perintah itu tidak dilaksanakan," kata Novel.

Kompas TV Meskipun pelaku penyiraman air keras kepada penyidik KPK, Novel Baswedan belum terungkap, polisi sudah mengantongi tiga sketsa wajah terduga pelaku penyiraman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com