JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan membeli 11 unit pesawat Sukhoi dan 6 unit drone untuk memperbaharui alat utuama sistem persenjataan (alutsista). Saat ini negosiasi tengah dilakukan dengan negara produsen.
Untuk pesawat Sukhoi, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, akan membeli sebelas unit dari pemerintah Rusia.
"Beli sebelas. Sudah negosiasi pembelian," ujar Ryamizard di Kompleks Istana Presiden, Rabu (26/7/2017).
Sementara untuk drone, Kemenhan berencana membeli enam unit. Namun, belum ditentukan dengan negara mana yang akan diajak kerja sama dalam hal pengadaan drone.
"Lagi cari yang bagus, yang murah agar bisa beli lalu kita kembangkan," ujar Ryamizard.
(Baca: Ditawari Alutsista dari Negara Asing, Jokowi Ingatkan Indonesia Harus Tetap Mandiri)
Sejauh ini, baru China yang akan menjajaki kerja sama soal pengadaan drone ini. Salah satu perusahaan pembuat drone asal Negeri Tirai Bambu itu akan berkunjung ke Indonesia untuk memperlihatkan produknya.
Ryamizard menegaskan bahwa pengadaan drone cukup mendesak. Mengingat kondisi geografis Indonesia, khususnya di perbatasan, yang sulit diakses secara fisik.
"Jadi kita butuh banyak. Kita kan negara kepulauan. Lagian ini lebih murah daripada pesawat," ujar Ryamizard.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Lasamana Muda Leonardi menambahkan, berdasarkan kajian TNI Angkatan Udara, drone yang dibutuhkan tidak hanya untuk pemantauan, namun juga bisa mengakomodasi senjata.
"Mintanya yang MALE (medium altitude long endurance) ya, supaya bisa mendeteksi, mengidentifikasi dan kemungkinan bisa menyerang, menjatuhkan bom," ujar Leonardi.