Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Sebut Kerja Pansus Angket KPK Makin Tak Jelas

Kompas.com - 25/07/2017, 20:57 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat sudah sejak awal melihat arah dan tujuan panitia khusus hak angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak jelas. Hal itulah yang membuat Partai Demokrat tak mengirimkan perwakilannya.

"Justru itu lah makanya Demokrat enggak mau ikut karena ini kami melihat arahnya enggak jelas," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/7/2017).

Syarief pada awalnya mengomentari kesaksian mantan anak buah M Nazaruddin, Yulianis pada rapat pansus angket KPK, Senin (24/7/2017).

Yulianis menyampaikan, bahwa nama Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas telah disebut beberapa kali dalam persidangan kasus suap proyek pembangunan wisma atlet di Sumatera Selatan.

(Baca: Istana Jelaskan Dua Alasan Jokowi Tak Intervensi Pansus Angket KPK)

Yulianis membeberkan alasan mengapa Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR itu kerap tak tersentuh KPK. Alasannya, Ibas disebut dekat dengan mantan Pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Hal itu disampaikan oleh salah seorang penyidik KPK.

Menurut Syarief jika memang kesaksian Yulianis benar maka Ibas sudah dipanggil.

"Tapi ternyata ini kan tidak dipanggil-panggil berarti memang tidak ada bukti. Itu hanya kicauan-kicauan mereka saja," ucap Anggota Komisi I DPR itu.

Langkah pansus mengundang Yulianis dinilai menjadi salah satu contoh bahwa arah pansus tak jelas. Tujuan penyelidikan pansus sejak awal dianggap kerap berubah-ubah. Demokrat menilai, kerja pansus mengarah ke pelemahan KPK.

(Baca: Kini, Fadli Zon Anggap Kerja Pansus Angket KPK Tak Efektif)

"Itu kesimpulan kami demokrat bahwa itu untuk melemahkan KPK makanya kami enggak ikut," tuturnya.

Partai Gerindra menarik diri dari keanggotaan panitia khusus hak angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak disahkan pembentukannya, tujuh fraksi mengirimkan perwakilannya ke pansus, termasuk Gerindra.

Pembentukan pansus yang dinilai bermasalah menjadi salah satu alasannya. Selain itu, kerja Pansus juga dinilai sudah menyimpang dan mulai melemahkan KPK.

Kompas TV Pansus Angket KPK Undang Mahfud MD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Nasional
Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com