Beras yang diproduksi perusahaannya juga sesuai dengan deskripsi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sertifikasinya didapat dari Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Menurut Asen, deskripsi mutu yang dikeluarkan SNI berdasarkan parameter visual, bukan pada jenis atau varietas beras.
Ketidaksesuaian nilai gizi
Penyidik juga menganggap PT IBU tidak mencantumkan nilai kandungan gizi yang sebenarnya pada label kemasan. Hal itu diketahui saat dilakukan tes di laboratorium.
Di kemasannya, beras merk "Ayam Jago: mencantumkan kadar protein sebesar 14 persen. Padahal, hasil uji laboratorium kadarnya lebih kecil, yakni 7,73 persen. Sedangkan kadar karbohidrat yang tercantum sebesar 25 persen, padahal kadarnya lebih besar yaitu 81,45 persen.
Sementara itu, kadar lemak tercantum 6 persen yang tak sesuai dengan hasil uji laboratorium, yaitu hanya 0,38 persen.
(Baca: Mensos Sebut Beras PT IBU Bukan untuk Program Beras Sejahtera)
Untuk beras merk "Maknyuss", dalam kemasannya juga mencantumkan kadar protein sebesar 14 persen, padahal kandungannya lebih kecil, sebesar 7,72 persen. Kadar karbohidrat yang tercantum sebesar 27, sementara faktanya sebesar 81,47 persen. Kemudian, kadar lemak yang tercantum 0 persen, padahal lebih besar, yaitu 0,44 persen.
Sementara itu, Asen membantah adanya penipuan dalam mencantumkan nilai gizi pada label produk.
Menurut dia, kandungan nilai gizi dan angka kecukupan gizi (AKG) yang terkandung dalam berasnya tersebut sesuai dengan yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Nilai kandungan gizi dan AKG yang dicantumkan sejalan dengan hasil laboratorium yang terakreditasi saat ini. Beda angka, tapi masih masuk standar toleransi," kata Asen.
Anjlok
Dengan mencuatnya perkara beras "Maknyuss" tersebut, pedagang eceran mengakui bahwa peminat beras merk tersebut menurun. Tak hanya itu, hal ini juga berdampak pada anjloknya saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk selaku induk usaha dari PT IBU.
(Baca: Harga Saham Anjlok karena Gudang Beras Digerebek, PT Tiga Pilar Gelar "Public Expose")
Investor banyak melakukan penjualan saham AISA sebagai buntut dari digerebeknya gudang beras PT Indo Beras Unggul (PT IBU), Jalan Rengas kilometer 60 Karangsambung, Kedungwaringan, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) petang.
Dalam gudang berkapasitas 2.000 ton itu, polisi menyita 1.100 ton beras siap edar. Beras tersebut dilabeli dengan berbagai merk, antara lain "Ayam Jago", "Maknyuss", "Pandan Wangi", dan "Rojo Lele".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.