Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: Pelaku "Bullying" Jangan Langsung Dikeluarkan dari Sekolah

Kompas.com - 22/07/2017, 13:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Psikolog konseling Muhammad Iqbal menyayangkan keputusan Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Pusat, mengeluarkan sembilan siswa SD dan SMP terkait perundungan (bullying) di Thamrin City.

Menurut Iqbal, seharusnya ada tahapan dari pihak sekolah bersangkutan dalam pemberian sanksi kepada anak didiknya yang menjadi pelaku perundungan.

"Menurut saya, yang harus dilakukan (pelaku) dipanggil, diminta klarifikasi, diminta meminta maaf. Mengajarkan kepada anak didik untuk meminta maaf jika berbuat kesalahan," kata Iqbal ditemui usai acara diskusi, Jakarta, Sabtu (22/7/2017).

"Orang hukum saja ada proses pengadilan kok. Masa sekolah tidak ada proses?" tambah Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana itu.

(Baca: Ini Kronologi Bullying Siswi SMP di Thamrin City)

Iqbal menilai, mengeluarkan pelaku perundungan dari sekolah merupakan tindakan yang tidak mendidik anak untuk memperbaiki perilaku mereka yang keliru.

Bahkan, menurut Iqbal, sanksi tersebut malah tidak akan dirasakan efek jeranya bagi pelaku yang berasal dari keluarga kaya.

Sebab, mereka bisa jadi merasa tenang-tenang saja dikeluarkan dari sekolah, karena menganggap selama masih ada uang, pasti akan mendapatkan sekolah. Berapapun seringnya dikeluarkan dari sekolah.

"Tetapi kalau terjadi pada anak miskin, ini kasihan sekali," kata Iqbal.

"Kalau anak miskin dikeluarkan, sementara dia sangat membutuhkan pendidikan, itu akan menjadi masalah baru," ucap Iqbal.

(baca: 9 Pelaku Bullying di Thamrin City Dikeluarkan Sekolah, KJP Dicabut)

Ia menambahkan, bisa jadi seorang anak melakukan perbuatan merundung teman sekolahnya karena ikut-ikutan.

Di lain pihak, bimbingan konseling di sekolah tidak berjalan.

"Harusnya para guru memberikan konseling. 'Kenapa (nak)?. Jangan berbuat lagi, ya.' Harus ada peringatan-peringatan. Ada tahapan. Karena dikeluarkan belum tentu membuat mereka jera," pungkas Iqbal.

Sebelumnya, beredar video di media sosial yang menunjukkan aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah anak berseragam sekolah.

(baca: Bullying Siswa SMP di Thamrin City Berawal dari Ledek-ledekan)

Video berdurasi 50 detik itu menunjukkan sejumlah siswa SMP sedang mengelilingi satu siswi yang menggunakan seragam putih. 

Siswi berseragam putih itu mendapat kekerasan dari sejumlah siswa-siswi lainnya. Tak ada perlawanan yang dilakukan siswi berseragam putih itu.

Pada akhir video, siswi tersebut disuruh mencium tangan siswa dan siswi yang mem-bully-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com