Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Nelayan Berinovasi dan Tak Hanya Bicara soal Cantrang

Kompas.com - 20/07/2017, 23:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengakui bidang kelautan dan perikanan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Ketertinggalan Indonesia, khususnya dapat dilihat dari sisi teknologi dan inovasi.

Hal ini diucapkan Jokowi saat menutup rapat kerja nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Malang, Jawa Timur, Selasa (20/7/2017). Hadir dalam acara ini para wali kota dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

"Kita masih banyak berbicara masalah cantrang, masalah kapal trol, banyak negara lain sudah berbicara lain, sudah berbicara offshore aquaculture, bagaimana memelihara ikan di tengah laut," kata Jokowi.

Jokowi meyakini Indonesia mengejar ketertinggalan asalkan mau berusaha lebih keras. Kalau pun belum mampu dari sisi teknologi dan sumber daya, maka Indonesia bisa menggandeng negara-negara lain yang sudah berhasil membangun offshore aquaculture.

"Kota mana yang dekat laut, cari partner. Bisa dari Taiwan, bisa dari Norwegia. Mereka semua sudah punya ini," ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, para kepala daerah mempunyai tanggung jawab untuk membuat nelayan di daerahnya menjadi lebih modern. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan program inovatif yang melibatkan langsung para nelayan lokal.

"Di sana yang mengerjakan nelayan juga di negara mereka. Di sini yang mengerjakan nelayan juga bisa, saya yakini bisa. Mungkin nanti dari 1.000 nelayan, yang bisa melakukan ini hanya 100, enggak apa-apa, tapi kita bisa melakukan itu," ucap Jokowi.

(Baca juga: Jokowi Minta Susi Permudah Nelayan Dapat Alat Pengganti Cantrang)

Sebelumnya, sejumlah nelayan memang memprotes kebijakan yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti soal Cantrang. Susi melarang nelayan menangkap ikan dengan cantrang karena dianggap tak ramah lingkungan.

Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan dinilai lambat dalam menghadirkan alat penangkap ikan pengganti cantrang.

Akhirnya, cantrang tetap dibolehkan sampai akhir tahun ini, sambil menunggu alat penangkap ikan yang ramah lingkungan disalurkan secara merata ke seluruh nelayan.

(Baca juga: Susi Pudjiastuti "Digoyang" Cantrang...)

Kompas TV Alat Cantrang Nelayan Boleh Dipakai Hingga Akhir Tahun 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com