JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengakui bidang kelautan dan perikanan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Ketertinggalan Indonesia, khususnya dapat dilihat dari sisi teknologi dan inovasi.
Hal ini diucapkan Jokowi saat menutup rapat kerja nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Malang, Jawa Timur, Selasa (20/7/2017). Hadir dalam acara ini para wali kota dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
"Kita masih banyak berbicara masalah cantrang, masalah kapal trol, banyak negara lain sudah berbicara lain, sudah berbicara offshore aquaculture, bagaimana memelihara ikan di tengah laut," kata Jokowi.
Jokowi meyakini Indonesia mengejar ketertinggalan asalkan mau berusaha lebih keras. Kalau pun belum mampu dari sisi teknologi dan sumber daya, maka Indonesia bisa menggandeng negara-negara lain yang sudah berhasil membangun offshore aquaculture.
"Kota mana yang dekat laut, cari partner. Bisa dari Taiwan, bisa dari Norwegia. Mereka semua sudah punya ini," ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan, para kepala daerah mempunyai tanggung jawab untuk membuat nelayan di daerahnya menjadi lebih modern. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan program inovatif yang melibatkan langsung para nelayan lokal.
"Di sana yang mengerjakan nelayan juga di negara mereka. Di sini yang mengerjakan nelayan juga bisa, saya yakini bisa. Mungkin nanti dari 1.000 nelayan, yang bisa melakukan ini hanya 100, enggak apa-apa, tapi kita bisa melakukan itu," ucap Jokowi.
(Baca juga: Jokowi Minta Susi Permudah Nelayan Dapat Alat Pengganti Cantrang)
Sebelumnya, sejumlah nelayan memang memprotes kebijakan yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti soal Cantrang. Susi melarang nelayan menangkap ikan dengan cantrang karena dianggap tak ramah lingkungan.
Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan dinilai lambat dalam menghadirkan alat penangkap ikan pengganti cantrang.
Akhirnya, cantrang tetap dibolehkan sampai akhir tahun ini, sambil menunggu alat penangkap ikan yang ramah lingkungan disalurkan secara merata ke seluruh nelayan.
(Baca juga: Susi Pudjiastuti "Digoyang" Cantrang...)