Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/07/2017, 19:47 WIB
|
EditorInggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan, KPK akan segera membentuk tim gabungan untuk mempermudah kontrol dan monitor perkembangan kasus PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Hal itu disampaikan Agus seusai menerima kunjungan Pansus Pelindo, di Gedung KPK, pada Senin (17/7/2017) siang.

Agus mengatakan, tim gabungan terdiri dari KPK, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Dan kami sarankan ada vocal point (perwakilan) dari Pansus Pelindo yang nanti bisa memberikan update ke seluruh anggota Pansus mengenai perkembangan yang terjadi," kata Agus.

"Mudah-mudahan dengan cara begitu, kita saling kontrol, monitor perjalanan kasus ini ke depan," lanjut Agus.

Baca: Pansus Angket Pelindo Minta KPK Segera Tindak Lanjuti Hasil Audit BPK

 

Agus mengatakan, KPK akan segera menindaklanjuti laporan Pansus Pelindo.

Pada pertemuan hari ini, Pansus Pelindo menyerahkan hasil audit investigatif BPK atas perpanjangan konsesi JICT.

Adapun hal-hal lain yang menjadi perhatian Pansus Pelindo seperti perpanjangan kontrak Terminal Peti Kemas Koja, proyek Kalibaru (New Priok) serta penerbitan obligasi global, juga akan ditindaklanjuti oleh KPK.

"Tadi disampaikan Bu Rieke (soal) Koja, Kalibaru. Mengenai perpanjangan Koja. Soal perbandingan Priok Baru dan Teluk Lamong dan global bond. Itu segera kami tindak lanjuti," kata Agus.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pansus Pelindo Rieke Diah Pitaloka mengatakan, Pansus berharap KPK bisa mengungkap kasus yang merugikan keuangan negara dengan nilai yang cukup fantastis itu.

Berdasarkan temuan BPK, potensi kerugian negara akibat perpanjangan konsesi JICT senilai Rp 4,08 triliun.

Ia berharap, tidak ada pihak-pihak yang melakukan upaya intervensi dalam kasus ini.

"Karena kami sepakat kasus ini bisa menjadi pintu masuk bagi kita semua untuk membenahi tata kelola BUMN," kata Rieke.

"Sehingga BUMN betul-betul bisa menjadi tulang punggung perekonomian negara, memberikan keuntungan untuk sebesar-besarnya kemaslahatan rakyat Indonesia," kata Rieke. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hampir Dua Bulan Berlalu, Pilot Susi Air Belum Juga Dibebaskan

Hampir Dua Bulan Berlalu, Pilot Susi Air Belum Juga Dibebaskan

Nasional
MK: Tak Relevan Menyamakan Masa Jabatan Kepala Desa dengan Presiden

MK: Tak Relevan Menyamakan Masa Jabatan Kepala Desa dengan Presiden

Nasional
Memilih Pemimpin yang Menguasai Geopolitik Indonesia

Memilih Pemimpin yang Menguasai Geopolitik Indonesia

Nasional
Ratusan Huntara Bunga Siap Dihuni Penyintas Gempa Cianjur

Ratusan Huntara Bunga Siap Dihuni Penyintas Gempa Cianjur

Nasional
Modus Cuci Uang Oknum Kemenkeu: Punya 5-8 Perusahaan Cangkang, Pakai Nama Sopir hingga Tukang Kebun

Modus Cuci Uang Oknum Kemenkeu: Punya 5-8 Perusahaan Cangkang, Pakai Nama Sopir hingga Tukang Kebun

Nasional
Indonesia Fokus Hindari Sanksi FIFA, Jangan sampai Dikucilkan dari Sepak Bola Dunia

Indonesia Fokus Hindari Sanksi FIFA, Jangan sampai Dikucilkan dari Sepak Bola Dunia

Nasional
Ganjar Blunder soal Tolak Israel, 'Dirujak' Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam

Ganjar Blunder soal Tolak Israel, "Dirujak" Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Masa Jabatan Kades di MK Kandas | Kapolri Lantik Kabaintelkam

[POPULER NASIONAL] Gugatan Masa Jabatan Kades di MK Kandas | Kapolri Lantik Kabaintelkam

Nasional
Muhaimin Bakal Hadiri Acara Silaturahmi Ramadhan PAN

Muhaimin Bakal Hadiri Acara Silaturahmi Ramadhan PAN

Nasional
Tanggal 3 April Hari Memperingati Apa?

Tanggal 3 April Hari Memperingati Apa?

Nasional
RUU Jakarta Mulai Dibahas jelang Pemindahan Ibu Kota ke IKN

RUU Jakarta Mulai Dibahas jelang Pemindahan Ibu Kota ke IKN

Nasional
BERITA FOTO: Simulasi Perang Khusus Awali Penyematan Brevet Kopaska

BERITA FOTO: Simulasi Perang Khusus Awali Penyematan Brevet Kopaska

Nasional
Ditjen HAM Sebut 60 Persen Tahanan di Indonesia Terkait Kasus Narkotika

Ditjen HAM Sebut 60 Persen Tahanan di Indonesia Terkait Kasus Narkotika

Nasional
BERITA FOTO: Alkes Bekas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Akan Dihibahkan

BERITA FOTO: Alkes Bekas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Akan Dihibahkan

Nasional
Amnesty International Menilai Ada Ego Kelompok dalam Penolakan Timnas Israel

Amnesty International Menilai Ada Ego Kelompok dalam Penolakan Timnas Israel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke