1. CEO Telegram Minta Maaf pada Pemerintah Indonesia
CEO Telegram Pavel Durov meminta maaf pada pemerintah Indonesia karena tidak tahu bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya menghubungi Telegram sejam 2016.
Terkait kebijakan pemblokiran telegram yang diambil pemerintah Indonesia, Durov menawarkan tiga solusi. Salah satunya, Durov mendukung pemblokiran semua channel publik yang berhubungan dengan terorisme sesuai laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Telegram juga sedang membentuk tim moderator khusus yang paham bahasa dan budaya Indonesia. Dengan begitu, laporan-laporan tentang konten berbau terorisme bisa diproses dengan lebih cepat dan akurat.
Baca selengkapnya di sini. Baca juga:
Jokowi: Pemblokiran Telegram Demi Keamanan Negara
5 Layanan Internet yang Diblokir Sebelum Telegram
Ikuti perkembangan berita soal pemblokiran telegram dalam topik Telegram Diblokir di Indonesia.
Selanjutnya, pemerintah Indonesia megubah sebutan Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara. Beijing protes.