JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, menceritakan kronologi penyerangan kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2017) dini hari.
Humphrey mengatakan, kejadian bermula sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, kata Humphrey, sekitar 80 orang memaksa masuk ke dalam kantor yang masih ditempati oleh PPP kubu Djan Faridz.
Mereka mengaku anggota angkatan muda Ka'bah PPP Kubu Muhammad Romahurmuziy, ketua umum PPP hasil Muktamar Surabaya. Humphrey menyebut, seorang di antaranya merupakan pengacara Romahurmuziy.
"Namanya Hadrawi, itu datang membawa berkas-berkas enggak tahu isinya apa," kata Humphrey, saat dihubungi, Minggu (16/7/2017).
(baca: Kantor PPP Diserang, Humphrey Tuding Kubu Romy Terlibat)
Humphrey melanjutkan, lima petugas keamanan yang tengah berjaga mencoba menghalangi massa. Namun, mereka tetap memaksa masuk dan mencoba merobohkan pagar.
"Karena mereka (para penjaga) bertahan, terjadilah pelemparan batu, memecahkan kaca di depan dan samping gedung, kemudian ada salah satu penjaga dipukul pakai batu dan pelipisnya luka," kata Humphrey.
Setelah itu, lanjut Humphrey, Kapolsek Menteng AKBP Ronald Purba bersama sejumlah anggota kepolisian tiba di kantor DPP PPP.
"Bantuan dari Brimob juga datang. Juga dari unsur kantor PPP yang berjaga datang," kata Humphrey.
Humphrey mengatakan, saat itu Kapolsek Tebet mengingatkan kepada kelompok tersebut untuk tidak membuat kericuhan. Jika ada hal-hal yang harus diselesaikan, maka sedianya tidak dilakukan pada dini hari.
Kapolsek Menteng, kata Humphrey, kemudian meminta massa menjauh dari kantor DPP PPP.
"Tapi mereka sempat mengatakan akan datang lagi dengan banyak orang," kata dia.
Pada pukul 03.00 WIB situasi sudah kembali kondusif. Kepolisian menjaga lokasi hingga saat ini. Humphrey mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jakarta Pusat.