JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, personel TNI siap untuk membantu menangani situasi yang terjadi di Marawi, Filipina Selatan.
"Yang penting kita siap saja, kalau diminta sudah siap. Jangan sampai orang minta kita enggak siap," kata Ryamizard, seusai rapat bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Ia mengatakan, ada alasan tertentu yang mendasari Indonesia belum mengirimkan bantuan militer ke negara tersebut.
Hingga saat ini, belum ada permintaan bantuan dari Filipina.
Selain itu, untuk masuk ke daerah tersebut, TNI harus mendapatkan izin dan persetujuan dari Kongres Filipina.
"Kalau Kongresnya belum boleh, kita kan enggak bisa paksa. Kongres Filipina, DPR sini lho. Kalau DPR enggak mau, gimana?" kata dia.
Baca: Benarkah Ada 2.000 Warga Sipil Terbunuh dalam Konflik di Marawi?
Sebelumnya, Ryamizard mengatakan, sejumlah daerah di Filipina Selatan masih dalam kondisi darurat.
Militer Filipina belum berhasil memukul mundur sayap kelompok ISIS di Asia Tenggara yang masih melancarkan serangan.
TNI, lanjut Ryamizard, direncanakan diterjunkan ke Filipina bagian selatan untuk membantu militer setempat dalam menggempur sayap ISIS.
Menurut Ryamizard, pada dasarnya Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte setuju soal bantuan personel TNI di Filipina.
"Kalau Presiden Jokowi sudah boleh. Presiden Duterte juga sudah boleh. Tapi kan enggak segampang itu. Harus ada keputusan kongres dulu. Kami siap saja," ujar Ryamizard.