Dari ketiganya, upayakan cermati database performansi laman resmi, jangan cermati performasi media sosial dahulu.
Laman resmi umumnya berisikan konten utama atau inti digital public relations sebuah entitas yang kemudian dipecah agar sebaran banyak dalam akun media sosial.
Dalam sedikit kejadian, cermati akun media sosial terlebih dahulu bisa dilakukan terutama jika terjadi krisis komunikasi.
Step berikutnya adalah cermati database performasi akun media sosial, untuk kemudian dipadukan dengan data respons laman resmi.
Dari sinilah, secara cepat, kita bisa melihat hal yang disuka, netral, atau tidak disuka bahkan dibenci dari warganet atas unggahan kita.
Terakhir, keluaran (ouput) dari dua step awal tadi sandingkan dengan data umum eksternal yang diberikana penyedia layanan tiga poin di atas.
Jadi, ada semacam komparasi data internal (laman resmi-media sosial) dengan tren di luar, sehingga strategi digital public relations akan lebih komprehensif dan mantap.
Akhir kata, dalam momen dan bulan baik ini pula, marilah kita bersama wujudkan komunikasi islami: qaulan sadida (perkataan benar dan tegas), qaulan baligha (perkataan tepat, lugas), qaulan ma'rufa (perkataan baik dan pantas), qaulan karima (perkataan mulia dan hormat), qaulan layinan (perkataan lemah lembut, enak didengar), dan qaulan maysura (perkataan ramah, dapat menyentuh hati).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.