Fakhria bersama dua adik perempuan dan ibunya kemudian menyusul dengan menumpangi kapal dan tiba dua pekan lalu.
"Aku tidak menghitung berapa lama (di kapal), karena waktu itu dalam keadaan sangat takut," kata dia.
Fakhria ternyata lahir di Pakistan. Setahun setelah Ali dilahirkan di Afganistan, keluarganya pindah ke Paskitan. Di sana pula lahir dua adik perempuan Fakhria, Zukriah (13) dan Zahra (5).
Kondisi Pakistan yang semakin kacau balau, "bom di mana-mana" sebut Fakhria, membuat Ali akhirnya harus mencari suaka ke Indonesia.
Ali akhirnya terbangun dari tidurnya, sambil tersenyum dia menyapa "Apa kabar?".
Dia mengaku tidak bisa tidur semalam, wajah, hidung dan mata serta telinganya terasa tidak enak.
Ibu Ali kemudian mengeluarkan roti cane untuk sarapan.
Keluarga Ali tidak sendirian, tidak jauh dari mereka terdapat empat keluarga lainnya. Ada yang sudah memiliki anak, ada pula pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak.
Mereka nampak berbagi teh hangat dan roti. Salah satu dari mereka mengajak untuk sarapan bersama.
Ibu muda asal Afganistan itu kemudian menyodorkan secuil roti yang menurut Fakhria bernama Bosraq.
"Ini roti khas Lebaran," ujar dia.
Selain Bosraq, ibu dua anak itu juga menawarkan kue nastar yang dia dapat dari orang Indonesia.
Saat kami sedang duduk mengemper tiba-tiba seorang ibu setengah baya menghampiri kami dan menjejalkan uang baru pecahan Rp 10.000 kepada tangan mungil anak-anak.
"Selamat Idul Fitri," kata dia sambil menyalami kami yang ada di situ.
Idul Fitri 1438H memang terasa berbeda bagi Fakhria. Meski demikian, doa tidak pernah putus dia panjatkan.
"Semoga kami semua, tidak hanya keluarga saya, punya kehidupan yang lebih baik," ujar dia.
Gadis berkulit putih itu juga ingin melanjutkan sekolahnya. "Sekolah itu kunci masa depan untuk kehidupan lebih baik," kata Fakhria.
Dia juga bertekad untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.
"Dulu waktu Ibu saya sakit kami tidak bisa berobat karena tidak punya biaya. Kalau saya menjadi dokter nanti saya akan memberikan pengobatan secara cuma-cuma untuk orang-orang seperti kami," ujar Fakhria.
"InshaAllah," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.