Publik yang mengunduh Bindgu melalui gawai akan bisa menikmati berita yang dikemas dan disunting oleh tim redaksi khusus. Berita-berita yang disuguhkan berasal dari berita yang diproduksi oleh berbagai media yang berada di bawah naungan Southern Media Group.
Seperti aplikasi yang lain, Bingdu juga mewajibkan pengguna untuk mendaftarkan diri (login) untuk bisa menggunakan berbagai fitur yang tersedia. Metode login ini akan memudahkan tim Bingdu untuk menyusun alogaritma khusus sehingga bisa mendeteksi jenis-jenis berita yang diminati oleh setiap pengguna.
Dalam hal ini, Bingdu tidak meminta pembaca untuk mencari konten yang mereka inginkan, namun pembaca akan “dimanjakan” dengan berbagai menu yang kemungkinan besar mereka minati.
Seperti dilaporkan oleh International Journalists’ Network (IJnet), salah satu fitur yang membuat Bingdu diminati adalah hadiah bagi pengguna.
Melalui fitur ini, Bingdu akan memberikan poin kepada pengguna yang membaca atau menyebarkan berita dari aplikasi tersebut. Poin yang mereka terima bisa dikonversi menjadi uang atau hadiah lain.
Bingdu bisa dibilang cukup sukses. Menjelang akhir 2016, aplikasi ini telah diunduh oleh 80 juta pengguna.
Dari China, kita “terbang” ke ruang redaksi Axel Springer yang sangat kondang di Eropa. Media ini berpusat di Berlin, Jerman.
Pada Februari 2016, media ini membuat terobosan dengan meluncurkan platform agregasi berita bernama Upday. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, Axel Springer menggandeng produsen Galaxy S7 dan S7 Edge untuk “menanamkan” Upday di kedua telepon pintar tersebut.
Kerjasama ini memungkinkan pengguna S7 dan S7 Edge di Perancis, Jerman, dan Polandia untuk mendapat notifikasi dan menikmati berita melalui Upday, langsung dari ponsel mereka.
Berbeda dengan Bingdu yang mengemas berita dari media yang berasal dari satu kelompok usaha, Upday berhasil mengajak sejumlah media yang berasal dari kelompok usaha terpisah untuk bergabung.
The Economist, The Daily Telegraph, Le Figaro, BILD, dan Spiegel adalah media kelas kakap yang tercatat bergabung ke dalam aplikasi ini.
CEO Upday, Peter Würtenberger dalam pernyataan resmi menjelaskan bahwa Upday menawarkan kombinasi antara agregasi dan kurasi berita yang dilakukan oleh para editor handal.
Selain itu, katanya, aplikasi ini juga menawarkan alogaritma yang dinamis yang menggabungkan interaktivitas pengguna dan data ilmiah.
Nampaknya Upday memetik keuntungan. Setahun sejak diluncurkan, seperti dilaporkan oleh Nieman Lab, aplikasi ini telah melebarakan jangkauannya ke 16 negara lain di Eropa.
Platform kolaborasi
Ketika Bingdu dan Upday fokus membuat platform untuk pengguna, Schibsted Media Group memilih jalur yang lebih ambisius.
Schibsted Media Group adalah jaringan media yang tersebar di Norwegia dan Swedia. Awalnya, jaringan media ini menggunakan sistem manajemen konten yang terpisah. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, mereka mengabaikan ego sektoral dan melebur untuk menggarap platform tunggal.
Tak tanggung-tanggung, jaringan media ini menggabungkan 100 orang yang terdiri dari jurnalis, desainer grafis, dan ahli perangkat lunak dari berbagai media yang tersebar di tiga negara untuk “duduk bersama” dan bersinergi.
Tujuan mereka hanya satu, yaitu membuat platform mutakhir yang cocok untuk model jurnalisme masa depan.
Hal yang membuat ikhtiar ini semakin ambisius adalah platform tersebut dirancang untuk menggabungkan aktivitas para jurnalis dan pembaca berita sekaligus.
Schibsted Media Group berhasil membuat platform yang menggabungkan enam fitur. Mereka menyebut fitur tersebut sebagai modul.
Keenam modul itu adalah: pertama, Discover. Ini adalah modul agregasi berita. Melalui modul ini, jurnalis akan menemukan berbagai konten berita dalam kecepatan tinggi dan dalam jumlah yang sangat banyak.
Selain berisi berita, modul ini juga berisi sejumlah unggahan di berbagai platform media sosial. Bagi jurnalis, fitur ini sangat berguna untuk pendalaman berita.