JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Regional Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Damar Juniarto, mengatakan, jumlah kasus persekusi terbilang tinggi.
Menurut Damar, sejak hotline crisis center dibuka pada 1 Juni 2017 lalu, hingga hari ini, Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Persekusi menerima sebanyak 66 laporan kasus.
Seluruh data dan bukti tindakan persekusi dihimpun dari pengaduan dan monitoring.
"Jumlah kasus persekusi masih tinggi. Jumlahnya meningkat dua kali lipat sejak pertama kali kami membuka hotline," ujar Damar, saat menggelar konferensi pers terkait persekusi, di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2017).
Selain itu berdasarkan catatan koalisi, terdapat 12 kasus yang diduga kuat tindakan persekusi, tujuh kasus berupa indikasi awal terjadinya persekusi, dan dua kasus yang merupakan imbas dari pelaporan persekusi.
Damar mengatakan, maraknya kasus persekusi tersebar di berbagai daerah seperti Karawang dan Balikpapan.
Baca: Fadli Zon Nilai Isu Persekusi Muncul akibat Lemahnya Penegakan Hukum
Bahkan di Cianjur, kata Damar, ada yang menjadi korban pemburuan karena melaporkan adanya tindakan persekusi.
"Negara, dalam hal ini Komnas HAM dan Kepolisian, harus melakukan investigasi serius atas persekusi yang terjadi dan mengungkapkan fakta serta aktor di balik persekusi ini," ujar Damar.
Diberitakan, fenomena persekusi oleh sekelompok ormas tertentu mulai meresahkan masyarakat.
Belum lama ini, tindakan persekusi dialami oleh Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat.
Dia merasa tertekan setelah mengalami persekusi berupa teror dan intimidasi oleh sekelompok orang dari ormas tertentu.
Perempuan yang akrab disapa Dokter Lola itu kerap mengalamai teror dan intimidasi setelah mengungkapkan pendapatnya terkait kasus hukum seorang pimpinan organisasi kemasyarakatan di Jakarta.
Dia menulis pendapatnya melalui status di akun Facebook pribadinya.
Tindakan persekusi yang dialami Fiera bukan satu-satunya yang terjadi.
Seorang anak juga menjadi korban teror dan intimidasi ormas di bilangan Jakarta Timur.
Beredar sebuah video di media sosial seorang anak dikelilingi pria dewasa yang merupakan ormas tertentu.
Para anggota ormas itu mengintimidasi sang anak. Bahkan, beberapa orang anggota ormas sempat memukul sang anak di bagian kepala dan wajah.
Anak itu tampak hanya diam dengan wajah ketakutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.