JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai meminta aparat penegak hukum, dalam hal ini Polri, untuk menindak tegas para pelaku persekusi.
Atas dasar apapun, tindakan persekusi tidak bisa diperbolehkan.
"Persekusi memang tindakan yang tidak diperbolehkan. Istilahnya hostis humanis generis atau perbuatan yang tidak boleh dan dimusuhi oleh seluruh umat manusia di dunia," kata Natalius di Jakarta, Senin (5/6/2017).
(baca: Kapolres Solok Kota Dicopot Gara-gara Kasus Persekusi)
Natalius mengingatkan, pelaku persekusi ini bisa berupa perorangan atau kelompok orang, atau sebuah organisasi.
Persekusi bisa terjadi di perkotaan, perdesaan, di Jawa, luar Jawa, di pusat kota pun di daerah terpencil.
Menurut Natalius, tindakan main hakim sendiri ini harus dihentikan. Caranya, menurut dia, adalah dengan mengoptimalkan fungsi dari instansi terkait, di samping penegakkan hukum yang dilakukan Kepolisian terhadap pelaku.
"Contohnya, yang ada relasi pelaku dan anak, maka kementerian terkait bidang anak harus berfungsi betul. Di bidang pendidikan juga demikian. Kalau semua dilibatkan dengan baik dan benar, maka sangat tidak mungkin terjadi namanya persekusi," kata Natalius.
(baca: Jokowi: Kita Bisa Menjadi Negara Barbar kalau Persekusi Dibiarkan)
Dari beberapa kasus persekusi yang terjadi belakangan ini, Natalius mengatakan, pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat.
Kendati belum ada laporan, namun pihak kepolisian juga sudah bergerak sendiri.
Natalius menambahkan, kalaupun ada laporan masuk ke Komnas HAM, maka rekomendasi yang dikeluarkan akan diberikan ke aparat penegak hukum.
(baca: SAFE Net: Persekusi Meluas ke Sejumlah Wilayah)
Dalam hal ini, Natalius mengapresiasi kerja Kepolisian karena bergerak cepat.
"Komnas HAM apresiasi Kapolri yang tegas, termasuk menindak anggotanya, pimpinan Kepolisian di bawah yang tidak mau memproses atau tidak mau menjalankan tugas penegakkan hukum," kata dia.
"Sekali-kali kita apresiasi lah, supaya Kepolisian bangga juga. Masa kita kritik terus? Kita kan kriti juga proporsional. Kalau yang persekusi ini, kita support," pungkas Natalius.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.