MEULABOH, KOMPAS.com - Tongkang dengan muatan 7.000 ton batubara milik PT Mifa Bersaudara hanyut dan kandas setelah terseret gelombang dan angin kencang di perairan laut kawasan Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisi Nagan Raya. Akibatnya, 250 ton batubara dari tongkang tumpah ke laut.
“Kejadiannya hari Rabu (31/05/17) sekitar Pukul 08.25 Wib tongkang Setia Samudra 08 dalam kondisi labuh jangkar hanyut terseret arus karena cuaca buruk, setelah kejadian kita langsung melakukan proses evakuasi, namun sampai sekarang belum berhasil,” kata Adi Risfandi Senior Manager Operation, PT. Mifa Bersaudara dalam konferensi pers, Sabtu (03/06/17).
Meski telah dilakukan berbagai upaya evakuasi tongkang pasca kejadian dengan mengerahkan 5 unit tug boat setiap harinya, namun hingga saat ini perusahaan tambang batubara itu mengaku belum berhasil menarik kembali tongkang dari lokasi kandas kawasan bibir pantai Desa Suak Puntong, Kecamatan Kualapesisir Nagan Raya karena akibat cuaca masih buruk.
(Baca: Warga Nagan Raya Keluhkan Air Laut Tercemar Batu Bara PT Mifa)
“Posisi tongkang masih belum berhasil kita evakuasi karena cuaca masih buruk, bahkan tali tambang saat dievakuasi putus,” katanya.
Akibat tongkang batubara hanyut dan kandas terseret arus, kata Adi, PT Mifa harus mengalami kerugia yang besar sehingga upaya penyelamatan dan evakuasi terus dilakukan, serta membersihkan tumpahan batubara ke laut sesuai dengan prosedur lingkungan yang berlaku.
“Kita terus melakukan upaya evakuasi dan penyelamatan, akibat peristiwa ini juga memberikan konsekuensi biaya besar,” ujarnya.
Sebelumnya sejumlah Warga Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, mengeluhkan laut tercemar akibat tumpahan batu bara milik PT Mifa Bersaudara karena tongkang muatan batu bara sering terbalik saat dilanda gelombang tinggi dan angin kencang.
“Kejadiannya sudah sering terjadi, tongkang batu bara terbalik dan tumpah ke dalam laut, tapi sampai sekarang tidak ada penanganan dari perusahaan," kata Zul Akli, warga Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya kepada wartawan, Jumat (2/6/17).
Menurut Akli, kapal tongkang batu bara milik PT Mifa Bersaudara itu sudah terbalik sejak dua hari lalu. Namun, hingga kini belum ada penanganan dari perusahaan, sehingga muatan batu bara yang berada dalam tongkang tumpah semua ke laut.
“Kejadiannya sudah dua hari tapi belum ada penanganan, jadi batu bara yang berada di dalam tongkang telah tumpah semua ke laut, karena sampai sekarang posisi tongkang masih terbalik," katanya.
Menurut Akil, perairan di Kuala Pesisir, Nagan Raya, itu kini telah tercemar batu bara yang diduga milik PT Mifa Bersaudara dan PLTU, sehingga nelayan kecil di Nagan Raya kesulitan mencari ikan belakangan ini.
“Sekarang tidak ada lagi ikan, biasanya udang sabu banyak di perairan ini, tapi sekarang tidak ada lagi. Air laut saja sudah berubah hitam, mana ada lagi ikan," ujarnya.