Dia juga diminta membuat surat pernyataan maaf dan ditandatangani oleh Fiera serta beberapa orang yang hadir dalam pertemuan tersebut.
"Saya pikir dengan pertemuan tersebut semua masalah akan selesai, ternyata tidak sama sekali. Foto-foto pertemuan tersebut kembali menjadi viral di media sosial, mereka terus membicarakan dan menggunjingkan saya," kata dia.
Baca: Ketua GP Ansor Imbau Korban Persekusi Tak Perlu Takut Lapor Polisi
Pertemuan yang seharusnya menyelesaikan masalah dan membuat suasana menjadi damai, ternyata bagi ormas itu dianggap tidak cukup.
Foto-foto pertemuan disebar melalui media sosial dengan kata-kata yang provokatif.
Dia dituduh menghina ulama dan agama Islam.
Sejak saat itu, teror dan intimidasi kerap diterima oleh Fiera. Rumahnya sering didatangi oleh orang-orang tak dikenal dan minta untuk bertemu.
Trauma
Akibat teror dan intimidasi, kedua anaknya yang berumur 8 dan 9,5 tahun juga mengalami trauma.
Menurut Fiera, anak-anaknya kini merasa takut dan tidak mau kembali pulang ke rumah.
"Anak saya merasa takut dan menangis. Takut pulang karena takut rumah diserbu," ujar Fiera, sambil berupaya menahan tetesan air mata.
Atas pertimbangan keselamatan jiwa anak-anak dan dirinya, Fiera memutuskan untuk pergi dari Solok untuk sementara waktu.
Dia merasa tidak ada pihak yang mampu melindungi.
Fiera mengaku tidak mendapat dukungan nyata dari teman sejawat maupun pihak lain yang berada disekitarnya.
Bahkan beberapa rekan di kantornya memilih aman dengan menjauhi Fiera.
"Saya memutuskan untuk berkeinginan keluar dari Kota Solok, Sumatera Barat ini. Saya tidak mempunyai pilihan lain lagi," ujar Fiera.
"Tidak ada pihak yang akan melindungi saya di sana, ditambah suasana di lingkungan pekerjaan yang sudah tidak nyaman lagi," kata dia.
Pemburuan yang sistematis
Tindakan persekusi yang dialami Fiera bukanlah satu-satunya kasus yang terjadi.
Seorang anak menjadi korban teror dan intimidasi ormas di kawasan Jakarta Timur.
Beredar sebuah video di media sosial seorang anak dikelilingi pria dewasa yang merupakan ormas tertentu.
Para anggota ormas itu mengintimidasi sang anak.