Dalam pertemuan tersebut, Presiden Moon mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia.
Selain itu, Presiden Moon juga meminta Megawati untuk menjadi jembatan terjadinya reunifikasi Korea Selatan dengan Korea Utara.
"Untuk kemungkinan-kemungkinan, kalau bisa ikut membantu diadakannya hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan kembali," kata Megawati usai pertemuan.
Meski begitu, Megawati menegaskan bahwa permintaan itu bukan ditujukan kepada dirinya sebagai pribadi.
"Tapi ini sebagai utusan dari Indonesia," ucap Megawati.
Menurut Megawati, faktor historis menjadi alasan yang menyebabkan dia diminta menjembatani perdamaian dua negara di Semenanjung Korea tersebut.
Megawati memang pernah terlibat dalam upaya reunifikasi, yang juga disebabkan kedekatannya dengan mantan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
"Karena kebetulan hubungan Bung Karno (Presiden pertama RI Soekarno dan ayah Megawati) dengan Pemimpin Korea Utara pertama Kim Il Sung (ayah Kim Jong Il), sangat baik," ujar Megawati.
Upaya reunifikasi semakin terlihat di masa kepemimpinan Presiden Kim Dae Jung di Korea Selatan. Menurut Megawati, Kim Dae Jung menjadi seorang pemimpin yang sangat berkeinginan terjadinya reunifikasi.
"Kim Dae-jung sudah pernah ke Korea Utara dan mengundang Kim Jong Il untuk bisa ke Korsel," ucap Megawati.
Usai kepemimpinan Kim Dae-jung, upaya reunifikasi Korea kembali dilanjutkan oleh penggantinya, yaitu Roh Moo-hyun.
Saat itu, Megawati juga menjabat sebagai presiden. Bahkan, menurut Megawati, Roh Moo-hyun memintanya untuk menjadi jembatan terjadinya reunifikasi Korea.
"Saya diminta untuk jadi penghubung atau special envoy dari pimpinan Korea Selatan dengan Korea Utara. Tapi karena keadaan di Korea Selatan terjadi pergantian, hal tersebut menjadi terkatung-katung," ucap Ketua Umum PDI-P itu.
Meski demikian, Megawati belum menjelaskan mengenai langkah apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan reunifikasi tersebut.
"Enggak usah diomongin dulu. Saya juga mau pikirin ini," tutur Megawati.
Kompas TV Korut Anggap Latihan Perang AS-Korsel Sebagai Provokasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.