Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

pengagum jurnalisme | penikmat sastra | pecandu tawa riang keluarga

Jurnalisme Syahwat Era Internet

Kompas.com - 25/05/2017, 17:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Saya akan membahas yang pertama lebih dahulu. Publik adalah juru pemantau yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Posisi dan peran serta masyarakat dalam memantau media juga sebenarnya sudah diakui secara resmi di dalam undang-undang.

Pasal 17 UU Pers memberikan gambaran tersebut. Melalui pasal itu, masyarakat memiliki kesempatan untuk memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers.

Melalui pasal yang sama, masyarakat juga memiliki hak untuk menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional.

Sebaiknya pengertian mengenai laporan dan usulan masyarakat itu tidak dilihat dengan menggunakan kacamata administratif. Jika demikian, usulan dan laporan itu dianggap sah hanya jika sudah ada “berkas resmi” yang diterima oleh lembaga pemantau yang diberi amanah oleh undang-undang, yaitu Dewan Pers.

Alih-alih demikian, sebaiknya segala macam bentuk ekspresi kegelisahan masyarakat, termasuk yang disampaikan melalui media sosial berbasis intenet, juga dimaknai sebagai usulan dan laporan yang layak untuk ditindaklanjuti.

Hal ini memerlukan respon cepat dari Dewan Pers. Sebagai lembaga resmi yang lahir dari rahim UU Pers, seharusnya institusi ini harus benar-benar menjiwai fungsi yang ia miliki.

Seperti diuraikan di dalam Pasal 15 UU Pers, Dewan Pers memiliki tujuh fungsi utama. Dua dari tujuh fungsi itu sangat berkaitan dengan topik tulisan ini.

Pertama, Dewan Pers menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik. Kedua, Dewan Pers memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.

Akan lebih elok jika Dewan Pers memaknai dua fungsi itu sebagai fungsi yang harus dilakukan secara aktif, bukan pasif. Artinya, tim Dewan Pers harus menjaring pendapat publik. Tim Dewan pers juga perlu untuk memantau media sosial.

Tim Dewan Pers juga harus menindaklanjuti jika, setelah melakukan verifikasi, terbukti bahwa keluhan di media sosial layak dan harus diselesaikan. Pada intinya, Dewan Pers harus rajin menjemput bola. Jika hal ini ternyata sudah dilakukan, pilihannya hanya satu: dilakukan lagi dengan lebih baik.

Asosiasi juga tidak kalah penting. Belum lama ini, para petinggi media online memutuskan untuk berserikat. Mereka membentuk Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

Memang tidak salah jika perkumpulan ini bertujuan untuk melindungi kegiatan jurnalistik media online.

Namun, perkumpulan ini akan menjadi lebih bermatabat jika berhasil merendahkan hati untuk melakukan kritik internal. Otokritik ini penting untuk membangun kesadaran sesama anggota, yang ujungnya adalah peningkatan kualitas pemberitaan.

Bersama dengan publik dan Dewan Pers, perkumpulan jurnalis siber akan bisa fokus melihat gajah di pelupuk mata, sebelum menilai semut di seberang samudera. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com