JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, merupakan serangan terbesar terhadap Polri sepanjang sejarah terorisme di Indonesia.
Sebanyak tiga polisi tewas dan lima polisi luka berat. Ia membanyahnkeras anggapan yang menyebut bahwa aksi ini sekadar rekayasa untuk meningkatkan citra Polri.
"Jika ada pihak pihak tertentu yang menuding bahwa peristiwa Kampung Melayu itu sebagai sebuah rekayasa untuk pencitraan, tudingan itu terlalu naif," ujar Neta melalui keterangan tertulis, Kamis (25/5/2017).
Anggapan tersebut muncul karena selama ini teroris di Indonesia terkesan tertutup pasca aksi. Berbeda dengan aksi teror di luar negeri, di mana pelaku langsung muncul usai aksi dan menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa itu.
Neta mengatakan, dari fakta di lapangan jelas terlihat bahwa aksi tersebut memang ditujukan kepada anggota Polri. Pelaku memanfaatkan situasi saat sejumlah polisi tengah mengamankan kegiatan pawai obor.
Peristiwa itu, kata Neta, menunjukkan bahwa pelaku teroris semakin agresif dan nekat menunjukkan perang terbuka terhadap Polri.
"Bagaimana pun hal ini perlu diantisipasi Polri agar anggotanya tidak kembali menjadi bulan-bulanan teroris. Jaringan dan otak serangan ini harus segera diungkap dan ditangkap," kata Neta.
Oleh karena itu, Neta meminta anggota polisi meningkatkan kewaspadaan diri, terutama yang bertugas di lapangan. Perlu adanya kewaspadaan tinggi terhadap penjagaan markas kepolisian dan para personelnya.
Neta menyebut sekitar akhir 2015, Mabes Polri pernah mengingatkan hal tersebut kepada seluruh jajaran kepolisian.
"Setelah peringatan itu sempat terjadi beberapa kali serangan terhadap kantor polisi maupun anggota polisi di jalanan. Namun korbannya tidak sebanyak dalam serangan teror bom di Kampung Melayu," kata Neta.
Baca: Pengamat: Bom Kampung Melayu Bentuk Dendam Teroris kepada Polisi
Ledakan bom terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5/2017) pukul 21.00 WIB. Polisi memastikan terjadi dua ledakan di sana. Ledakan itu mengakibatkan sejumlah polisi dan warga sipil meninggal dan luka-luka.
Jumlah korban sekitar 15 orang. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Premiere Jatinegara dan Rumah Sakit Polri di Kramatjati, Jakarta Timur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.