JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komnas HAM Hafid Abbas mengatakan, sejumlah kelompok masyarakat sipil mendesak Komnas HAM untuk membentuk tim pencari fakta (TPF) kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Hal itu disampaikannya dalam jumpa pers di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).
Desakan pembentukan TPF ini karena pengusutan kasus Novel dinilai berjalan lambat.
TPF diharapkan dapat membantu Polri dalam mengusut kasus penyerangan Novel.
"Kasus ini terkesan berlarut-larut karena sudah sejak 11 April atau 42 hari lalu. Menurut para pengadu, pihak kepolisian harus lebih sungguh-sungguh menunjukkan kewibawaan di tengah masyarakat, seperti polisi menangani kasus lainnya," kata Hafid.
Ia mencontohkan, untuk kasus seperti penangkapan teroris, polisi lebih cepat bertindak.
Baca: Kapolri Sebut Miryam Berpotensi Terlibat Kasus Penyiraman Novel
Terhadap seseorang yang diduga terlibat kasus terorisme, polisi sudah bisa membongkar cepat hingga ke jaringannya.
Akan tetapi, hal yang sama tak terjadi dalam penanganan kasus Novel yang tak menunjukkan perkembangan berarti.
Wakil Ketua Komnas HAM Bidang Internal Ansori Sinungan mengatakan, TPF memang harus melalui proses paripurna di Komnas HAM.
Ansori yakin, pembentukan TPF akan disetujui pada paripurna Komnas HAM awal bulan depan.
"Kalau tidak disetujui, kami akan melakukan dengan sub komisi (Komnas HAM) dan gabungan dengan pihak kompeten untuk cari fakta," ujar Ansori.
Komisioner Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Siane Indriani mengatakan, dengan adanya TPF, Komnas HAM berharap dapat berbagi data atau informasi terkait penyerangan Novel dengan kelompok masyarakat sipil di TPF.
Menurut Siane, Komnas HAM sepakat kasus penyerangan Novel bukan kasus biasa.
Oleh karena itu, perlu langkah proaktif semua pihak untuk membantu polisi mengungkap kasus ini.
"Kasus Novel bukan kasus biasa maka harus dituntaskan dengan cara yang luar biasa. Kami sama-sama mendesak polisi lebih giat dan proaktif. Kalau perlu melibatkan banyak pihak untuk cari fakta," ujar Siane.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.