JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendapatkan instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa investasi yang masuk ke Indonesia bukan ancaman.
Selain Panglima TNI, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian beserta beberapa menteri juga mendapatkan tugas yang sama.
Menanggapi instruksi itu, Gatot mengaku akan mencari cara untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai hal itu.
"Ya nanti kami cari caranya. Tapi yang jelas, investasi itu bukan utang. Bukan utang," ujar Gatot, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (22/5/2017).
Khusus soal investasi asing, Gatot mengatakan, hal tersebut wajar.
Dari sisi ekonomi, investasi asing dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca: Tak Mau Investasi Terganggu, Luhut Minta Jangan Ada yang Asal "Ngoceh"
Selain itu, dengan pola investasi yang dilaksanakan pemerintahan Jokowi-JK saat ini, pembiayaan juga tak dibebankan sepenuhnya kepada negara.
"Ya namanya orang mau berbisnis di sini, bermanfaat untuk negara, kok mengancam? Itu bagaimana? Yang (merasa terancam) itu yang merasa disaingi. Gitu kan?" ujar Gatot.
"Lagipula, orang berlomba-lomba untuk (berinvestasi) di Indonesia. Negara A datang, negara B datang, ya biasa itu," lanjut dia.
Gatot mengatakan, investasi akan membawa imbas positif bagi masyarakat karena proyek hasil investasi akan bisa dirasakan manfaatnya.
Lapangan kerja juga akan terbuka lebar.
"Oleh sebab itu, yang penting begini, apabila ada investasi, masyarakat harus tahu dulu apa nilai tambahnya bagi masyarakat dan daerah setempat. Pasti ada," ujar Gatot.
"Contohnya nikel. Mau dibuat pabrik. Apa saja turunannya. Sawit yang tadinya keluar CPO, lalu ada sabun dan segala macam. Itu kan pasti menguntungkan bagi rakyat. Ya tenaga kerja (terserap) minimal," lanjut dia.