JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus suap pengadaan kitab suci Al Quran Fahd El Fouz Arafiq, mengatakan akan membuka semua perkara kasus tersebut di pengadilan tindak pidana korupsi. Hal tersebut disampaikan Fahd saat disinggung apakah pembahasan proyek ini diketahui DPR saat itu.
"Saya akan buka keterangan-keterangan di Pengadilan Tipikor," kata Fahd, usai menjalani pemeriksaan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Senin (22/5/2017).
Fahd mengaku, dia sudah menyampaikan semua keterangannya ke penyidik KPK. Ia meminta awak media mengonfirmasi langsung ke KPK.
Sebelumnya, pada pemeriksaannya tanggal 16 Mei 2017 lalu, Fahd menyatakan akan mengungkap peran mantan anggota DPR, Priyo Budi Santoso, dalam kasus yang menjeratnya. Menurut Fahd, selama pemeriksaan, ia lebih banyak ditanya seputar peran Priyo Budi Santoso.
"Saya sudah ungkap semua sama penyidik secara terbuka dan terang benderang," kata Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) tersebut saat itu.
(Baca: Periksa Fahd sebagai Tersangka, KPK Sita Kartu Identitas)
Mengenai siapa yang menyerahkan uang kepada politisi Partai Golkar tersebut, Fahd mengatakan, hal tersebut akan dijelaskannya di pengadilan.
"Tunggu di persidangan, karena itu masih rahasia dalam penyidikan," kata Fahd.
Fahd sebelumnya dianggap terlibat bersama-sama melakukan korupsi dalam pengadaan kitab suci Al Quran di Ditjen Binmas Islam Kementerian Agama tahun 2011-2012 dan pengadaan laboratorium komputer MTS.
Dalam kasus ini, sebelumnya KPK telah melakukan proses hukum terhadap mantan politisi Partai Golkar Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetia. Zulkarnaen divonis 15 tahun penjara dan denda Rp 300 juta.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.