Kebanyakan dari mereka bekas anggota Boedi Oetomo yang menganggap organisasi tersebut terlalu berorientasi Jawa dan kurang bersifat nasional.
"Soetomo berharap kelompok studi itu dapat menyatukan kaum terpelajar Jawa, mengembangkan kesadaran mereka tentang Indonesia sebagai satu bangsa dan memberikan kepemimpinan kepada gerakan kebangsaan," papar Manuel.
Setelah terbentuknya Kelompok Studi Indonesia, menyusul Kelompok Studi Umum yang didirikan di Bandung pada 29 November 1925 atas inisiatif Tjipto Mangoenkoesoemo, Sartono dan Soekarno.
Pada 11 November 1930, Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Kemudian pada tahun 1935 Soetomo mendirikan Partai Indonesia Raya (Parindra).
Setelah berdiri, Parindra membentuk koperasi pengecer, koperasi petani dan sebuah bank yang syarat-syarat kreditnya memadai untuk orang Indonesia.
Partai ini telah menyediakan sarana untuk buruh miskin, suatu program untuk memerangi buta aksara dan sejumlah kegiatan sosial yang bermanfaat.
Meski peran Soetomo tidak begitu spektakuler dibandingkan Soekarno bersama PNI, namun dalam batas-batas tertentu dia telah ikut memberikan kontribusi yang sangat berharga pada saat munculnya benih-benih nasionalisme Indonesia modern.
"Dalam fase-fase terakhir dari hidupnya, Soetomo ikut pula mendorong proses perwujudan cita-cita kebangsaan, yaitu kemerdekaan, walaupun dia sendiri tidak sempat menyaksikan hasil perjuangannya itu," tulis Manuel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.