"Perempuan belum dihargai penuh. Perempuan dianggap urusan domestik. Budaya patriarki masih tinggi. Man dominated. Kerja di rumah, jarang di jalan," ujar Yohanna.
Meski demikian, ia memberikan apresiasi atas langkah pemerintah Afghanistan yang membuat taman khusus bagi para perempuan, yakni Women Garden, demi memenuhi hak-hak kaum Hawa.
Di taman tersebut, para perempuan Afghanistan bisa berkumpul, dan berbagi banyak hal dengan para perempuan lain di negaranya.
"Ada Women Garden. Kebanyakan ditutup tembok tinggi. Anak-anak dan perempuan safe di dalam, karena laki-laki tidak boleh masuk," kata dia.
"Woman Garden tempat berkumpul berbagi suka duka. Inisiatif Ibu negara dan Presiden Afghanistan. Ada pertokoan juga di dalamnya, bisa untuk kegiatan jual beli sesama perempuan," tutup Yohana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.