JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, Tim Sapu Bersih Pungutan Liar dikerahkan ke Rumah Tahanan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau.
Polri mendapatkan laporan dari Kementerian Hukum dan HAM soal dugaan permainan oknum petugas rutan yang melakukan pemerasan dan pungutan liar.
"Polda Riau sudah membentuk tim untuk menindaklanjuti dugaan pungli di rutan Sialang Bungkuk," ujar Rikwanto, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/4/2017).
Tim Saber Pungli Polda Riau akan dibantu tim dari Polri untuk melakukan penyelidikan.
Polisi menargetkan waktu tujuh hari untuk menyelidiki indikasi pelanggaran hukum.
Setelah mendapatkan bukti awal, maka akan ditingkatkan ke tahap penyidikan.
"Mudah-mudahan Tim Saber di sana dan yang ada di pusat bisa kerja sama, bisa temukan indikasi pungli itu," kata Rikwanto.
(Baca: Pelaku Pungli Rutan Pekanbaru Bisa Dijerat Pasal Pencucian Uang)
Dari hasil investigasi sementara oleh tim Polda Riau, sebanyak 12 orang sudah dimintai keterangan.
Mereka terdiri dari enam petugas rutan, tiga narapidana, dan tiga keluarga napi, termasuk kepala rutan dan kepala pengamanan rutan yang dicopot status PNS-nya oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
"Untuk menentukan siapa yang terindikasi apalagi meningkatkan sebagai tersangka, nanti setelah disimpulkan di proses penyidikan," kata Rikwanto.
Hingga hari ini pukul 13.00 WIB, diperoleh data sebanyak 305 narapidana dan tahanan sudah tertangkap kembali.
Sebagian dari mereka berinisiatif menyerahkan diri.
Sementara itu, sisanya sebanyak 143 napi masih dalam pencarian.
Rikwanto mengatakan, sejumlah Polres setempat menggelar razia di jalur lintas kecamatan, kota, dan provinsi.
Setiap kendaraan yang lewat juga dicek dengan identitas penumpang. Tak hanya di jalur darat, pencarian juga dilakukan dengan transportasi air.
Sebanyak 448 napi dan tahanan Rutan Klas II Sialang Bungkuk melarikan diri secara bersama-sama pada Jumat (5/5/2017).
Tahanan kabur diduga karena kelebihan kapasitas. Kamar yang hanya 361 dihuni 1.800 orang. Selain itu, diduga akumulasi kekecewaan yang telah disampaikan dengan unjuk rasa.
Akhirnya, tahanan teriak-teriak keluar dari kamar II B hingga mendobrak salah satu pintunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.