JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid membantah bahwa ada intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pencalonan Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Namun, ia tak membantah jika ada komunikasi yang dibangun antara partai koalisi Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan Kalla.
Menurut dia, komunikasi itu hanya sebtas meminta masukan.
"Bahwa kemudian ada telepon dari Pak JK, ada komunikasi dengan Pak JK. Saya kira itu bagian dari, sekali lagi, bukan intervensi tapi bagaimana Pak Sandi meminta masukan, mungkin juga Pak Anies minta masukan," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2017).
"Memberi masukan kepada Pak Anies untuk pada intinya Pak JK mendukung," lanjut dia.
Hidayat mengatakan, istilah "intervensi" tak masuk akal jika melihat posisi politik Kalla.
(Baca: Agung Laksono Terkejut Ada Intervensi JK di Balik Pencalonan Anies Baswedan)
Pertama, Kalla bukan pengurus atau keluarga besar partai pengusung Anies-Sandi yakni Gerindra dan PKS.
Kedua, Kalla masih merupaka bagian dari Partai Golkar bahkan pernah memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
Selain itu, pada Pilpres 2014 lalu Gerindra-PKS juga berada pada koalisi yang berbeda dengan Kalla.
"Masuk akal kah seseorang yang bukan pengurus partai kemudian melakukan intervensi dan intervensinya diterima? Ya enggak masuk akal," kata dia.
Sandiaga Uno, kata Hidayat, adalah orang pertama yang memunculkan nama Anies di koalisi.
Nama Anies juga dibahas dalam proses pengambilan keputusan calonan cagub-cawagub oleh Gerindra dan PKS sejak tiga hari sebelum penutupan pencalonan.
"Pak Sandi ternyata sudah berkomunikasi cukup intensif dengan Pak Anies. Jadi tiga malam sebelum penutupan itu nama Pak Anies sudah muncul dalam pembahasan kami Gerindra-PKS," papar Hidayat.
(Baca: JK Bantah Intervensi Pencalonan Anies Baswedan pada Pilkada DKI)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.