JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo merasa ironi terhadap kondisi nelayan di Indonesia. Jokowi berpendapat, dunia saat ini sudah berubah.
Teknologi sudah sedemikian maju. Namun, nelayan masih dihadapkan pada persoalan-persoalan lama.
"Dunia berubah sangat cepat sekali. Setiap pertemuan saya selalu ngomong mengenai Elon Musk yang berbicara spaceX, berbicara mobil masa depan, berbicara ruang angkasa masa depan, berbicara hyperloop atau perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Kita urusan cantrang saja belum selesai," ujar Jokowi di pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman 2017 di Sasana Kriya, TMII, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2017).
Diketahui, Elon Musk adalah tokoh bisnis dan industrial sekaligus pencipta asal Amerika Serikat (AS).
(Baca: Jokowi Instruksikan Menteri Susi Bantu Nelayan Beli Pengganti Cantrang)
Ia dikenal karena mendirikan perusahaan Space Exploration Technologies (SpaceX) yang memproduksi wahana luncur antariksa.
Selain itu, Musk juga dikenal karena penemuannya soal mobil masa depan bernama Tesla Motors.
Presiden mengingatkan menteri-menteri yang menangani kelautan dan perikanan agar segera melakukan terobosan-terobosan meningkatkan derajat nelayan Indonesia.
"Nelayan-nelayan kita jangan terus diajak bekerja dengan pola-pola lama. Harus berani kita loncatkan ke dunia yang lain. Sudah berapa puluh tahun kita urusan cantrang. Enggak habis-habisnya kita ngurusi cantrang sehingga melupakan strategi besar yang memiliki nilai tambah yang lebih baik," ujar Jokowi.
Jokowi kemudian menyinggung teknologi pembudidayaan ikan di laut. Salah satuya bernama aquaculture.
"Kenapa kita enggak pernah berbicara soal offshore, aquaculture?" kata Jokowi.
(Baca: Jokowi Instruksikan Menteri Susi Perpanjang Masa Peralihan Cantrang Nelayan)
Norwegia dan Taiwan saja, kata Jokowi, sudah mulai mengembangkan teknologi budidaya, pemeliharaan dan produksi ikan serta hewan air lainnya di bawah kondisi yang dapat dikendalikan manusia itu.
"Ajari nelayan-nelayan kita untuk mengetahui apa, barang apa ini? Nilai tambahnya bisa puluhan kali dari apa yang kita kerjakan dari saat ini yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah kita meloncat berani melompat," ujar Jokowi.
Jokowi sudah mencari tahu informasi mengenai tekonologi tersebut. Menurut dia, teknologi tersebut tidak mahal, hanya Rp 47 miliar.
Oleh sebab itu, kementerian terkait diyakini dapat membelinya untuk diaplikasikan bagi peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia.
"Kalau kita belum bisa mengerjakan sendiri, join-kan, kerjasamakan. Biar ada transfer pengetahuan, transfer teknologi. Tanpa itu kita tidak pernah meloncat," ujar Jokowi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.