Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan PBB, Menlu Tegaskan Pentingnya HAM bagi Indonesia

Kompas.com - 03/05/2017, 19:25 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia terus berupaya memenuhi hak asasi manusia meliputi hak ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk kebijakan kesejahteraan pembangunan di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Menlu Retno dalam pidato pengantar pembahasan laporan HAM Indonesia yang disampaikan pada siklus ke-3 Universal Periodic Review (UPR) Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Rabu (3/5/2017).

"Nilai-nilai hak asasi manusia telah menjadi bagian dari DNA bangsa Indonesia sebagai negara demokratis dan sekaligus sebagai bangsa yang pluralis dan majemuk," ujar Retno dalam siaran persnya, Rabu.

Retno menjelaskan berbagai upaya dan capaian Indonesia untuk pemenuhan HAM bagi warga negara.

Sejumlah capaian dalam hal ratifikasi instrumen HAM PBB, upaya legislasi yang lebih menghormati HAM, serta penegasan kemitraan antara lembaga HAM nasional dan masyarakat sipil di Indonesia menjadi hal-hal pokok yang Indonesia tunjukan ke masyarakat internasional melalui mekanisme UPR.

Ia juga memaparkan sejumlah kebijakan nasional, antara lain Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluar Sejahtera.

Bahkan, kata Retno, kebijakan kesejahteraan dan keadilan di Papua, seperti pembangunan infrastruktur dan program Papua Terang Benderang, telah mendapatkan pengakuan positif dari berbagai pemangku kepentingan.

"Mengurangi disparitas antara yang miskin dan kaya baik di dalam maupun antarprovinsi menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam memperjuangkan hak ekonomi dan sosial masyarakat di Indonesia," kata Retno.

Khusus pemajuan hak ekonomi, sosial, pembangunan di Papua, Retno menegaskan komitmen dan perhatian tinggi Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pembangunan di Papua dan Papua Barat.

Jokowi rutin dan langsung meninjau kemajuan dari pembangunan infrastruktur di Papua serta berdialog dengan masyarakat untuk mengetahui kebutuhan mereka.

"Beberapa kemajuan yang dirasakan dari berbagai program di Papua dan Papua Barat termasuk diterimanya kartu sehat oleh masyarakat dan 360.000 pelajar yang menikmati Smart Student Program di Papua dan Pupua Barat,” kata Retno.

Retno menyebut masyarakat internasional memberikan apresiasi atas sejumlah inisiatif dan kepemimpinan Indonesia dalam memajukan HAM. Banyak kalangan menganggap Indonesia sebagai "natural leader" di ASEAN.

Dalam KTT ASEAN di Filipina, Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mengutamakan perlindungan HAM di semua pilar kerja sama ASEAN.

"Indonesia secara konsisten dan terus menerus aktif dalam mempromosikan dan memperjuangkan nilai-nilai HAM di tingkat internasional termasuk melalui berbagai mekanisme HAM internasional," kata Retno.

(Baca juga: Lapor Perkembangan HAM ke PBB, Indonesia Siap Dicecar 93 Negara)

Terkait dengan pemajuan hak perempuan dan anak, Retno mencontohkan penempatan sembilan menteri perempuan di Kabinet Kerja. Menurut dia, hal itu merupakan kemajuan kesetaraan gender di Indonesia.

Saat ini Indonesia tengah menempuh tahap akhir penyelesaian RUU mengenai kesetaraan dan keadilan gender.

"Ini diharapkan memberikan fondasi yang lebih kuat bagi kebijakan yang lebih sensitif kepada kesetaraan gender," kata Retno.

(Baca juga: Ini Sejumlah Isu yang Dilaporkan Komnas Perempuan Saat UPR Dewan HAM PBB)

Kompas TV PBB Kecam Hukuman Mati di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com