Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laboratorium Kerukunan Beragama

Kompas.com - 02/05/2017, 16:56 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla, Minggu (23/4), menghadiri Pekan Kerukunan Nasional di Sulawesi Utara. Acara yang berlangsung 21-28 April 2017 di Kota Manado dan Kabupaten Tondano, Sulut, itu diselenggarakan pemerintah provinsi bersama Forum Umat Beragama Sulut untuk memperingati Paskah 2017. Tema acaranya adalah "Kita Semua Ciptaan Tuhan".

Acara ini ditandai dengan ceramah dan diskusi serta karnaval bunga di Kota Manado. Hadir dalam acara ini tokoh dari sejumlah agama di Indonesia, pejabat pemerintah, dan tokoh sosial-politik dari sejumlah daerah di Indonesia. Di antara mereka adalah Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Pusat Din Syamsuddin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yassona H Laoly, Hakim Agung Gayus Lumbuun, fungsionaris Partai Golkar Theo Sambuaga, Sekretaris Jenderal World Student Christian Federation Jurgete Montes Rokas, serta pemerhati politik Jeirry Sumampouw.

Beberapa pernyataan muncul dalam acara ini. Wapres Kalla antara lain menyerukan kepada para pengurus masjid di Sulut agar jangan menyetel terlalu keras pengatur suara di masjid sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Ketika mendampingi perjalanan dari Bandar Udara Sam Ratulangi hingga Kota Manado, Kalla bertanya kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey, mengapa banyak dipasang salib di pinggir-pinggir jalan. "Ini tradisi Paskah di Sulut Pak Wapres. Yang memasang salib-salib itu bukan hanya orang Kristen, melainkan juga orang Muslim, Hindu, Buddha dan Konghucu. Ini tradisi Paskah di sini," jelas Olly.

Kalla memuji kehidupan beragama yang rukun antarumat di Sulut. Misalnya, ketika konflik di Ambon dan di Poso, beberapa waktu lalu, Kota Manado menjadi pengungsian bagi umat Muslim dan Nasrani. Oleh karena itu, Wapres Kalla berharap perdamaian dan kedamaian terus berlanjut di provinsi berpenduduk 2,5 juta yang kini dibanjiri wisatawan mancanegara.

Dalam acara ceramah dan diskusi, Sri Adiningsih sambil menikmati kue cucur Manado antara lain mengatakan, acara tujuh hari di Sulut tersebut banyak dihadiri warga dari Indonesia timur, antara lain Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. "Dari segi ekonomi, sebenarnya mereka ini lebih banyak menghadapi tantangan berat ketimbang warga masyarakat di Indonesia barat," katanya.

Sementara itu, Din Syamsuddin memuji Olly Dondokambey yang berhasil membuat Sulut menjadi laboratorium dan "show room" kerukunan antarumat beragama ini. "Pak Olly bukan hanya gubernur baru, tetapi ini baru gubernur," ujarnya.

(Baca juga: Praktik Toleransi di Indonesia Meningkat pada 2016)

Theo Sambuaga juga menunjuk para pejabat Provinsi Sulut yang berbusana Muslim dan berkopiah hitam saat membantu penyelenggaraan acara tersebut. "Ini memperlihatkan para pejabat di Sulut betul-betul orang Indonesia yang setia pada NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan pluralitas negeri ini," ujarnya.

Olly Dondokambey dalam kesempatan itu, antara lain, memberikan penjelasan tentang dirinya sehubungan dengan kasus korupsi KTP elektronik yang disebut-sebut terkait dengan dirinya. "Saya tidak takut karena saya tidak bersalah," katanya.

Sementara Gayus Lumbuun berharap orang Kristen melihat politik sebagai sakramen yang menyelamatkan warga dari ketidakadilan, korupsi, dan mafia peradilan. Ia juga prihatin atas angka kematian 50 orang setiap hari akibat narkotika. Dari pemaparan Gayus tampak bahwa Indonesia memang cukup memprihatinkan di bidang politik dan hukum sehingga membutuhkan sakramenisasi politik yang menyelamatkan.

(Rizal Layuck/J Osdar)
----
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Mei 2017, di halaman 2 dengan judul "Laboratorium Kerukunan Beragama".

Kompas TV Cara Mengajarkan Toleransi pada Anak sejak Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com