Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Jadi Pelopor

Kompas.com - 28/04/2017, 21:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Di tengah perjuangan mewujudkan kesetaraan jender, sejumlah perempuan di Tanah Air menjadi pelopor dalam menciptakan perdamaian, baik dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan sejumlah perempuan terjun langsung dan berperan mengatasi konflik di daerahnya.

Keberanian sejumlah perempuan yang ikut andil menyelesaikan konflik di daerahnya tersebut mendapat apresiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Berkaitan dengan perayaan Hari Kartini tahun 2017, sebanyak empat perempuan menerima anugerah "Perempuan Pegiat Perdamaian" dari KPPPA, Kamis (27/4), di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.

Keempat perempuan tersebut adalah Suraiya Kamarazzaman yang dinilai berperan dalam meredakan konflik Aceh; Lian Gogali yang berperan menyelesaikan konflik sosial di Poso, Sulawesi Tengah; Yusan Yeblo yang berusaha keras memperjuangkan hak perjuangan hak pribumi di Papua; dan Dewi Kanti yang berperan mempertahankan Sunda wiwitan (agama leluhur) di Kuningan, Jawa Barat.

Anugerah Pegiat Perempuan untuk keempat perempuan tersebut diserahkan oleh Deputi Bidang Perlindungan Hak PerempuanVennetia Ryckerens Danes mewakili Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise.

Dalam acara tersebut, sebelum menerima Anugerah Pegiat Perempuan, keempat perempuan tersebut menyampaikan orasi di panggung. Artis Clara Sinta Rendra dan seniman/budayawan Bambang Oeban juga tampil membawakan orasi. Berbagai tarian juga dipentaskan dalam acara tersebut.

Suraiya dalam orasinya mengungkapkan dialog damai harus terus didorong demi mewujudkan perdamaian. Adapun Lian saat tampil ke panggung meneriakkan yel-yel yang mengajak perempuan untuk maju bersuara dan bergerak.

Adapun Dewi Kanti menyerukan semua untuk saling menghargai perbedaan. "Apalah artinya mencurigai, hanya keyakinan tak sehati. Beda agama mesti dihargai bukan malah dimusuhi," ujarnya.

Orasi Yusan Yeblo dibacakan saudaranya, Sisca Abugau. Ia mengungkapkan bahwa Papua bukanlah panggung sandiwara karena itu keadilan haruslah ditegakkan.

Kesetaraan diwujudkan

Vennetia dalam sambutannya mengungkapkan, paradigma perempuan adalah kaum lemah sudah tidak berlaku seiring dengan perkembangan zaman. Kesetaraan perempuan dan laki-laki haruslah diwujudkan.

"Perempuan bukan lagi sebagai pesaing pria, melainkan jalinan kemitraan kerja merupakan tujuan utama," ujarnya.

Hingga kini masih dijumpai kesenjangan pencapaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan data KPPPA, Indeks Pembangunan Jender Indonesia di angka 92,74. Meski berada di atas rata-rata dunia, percepatan pembangunan untuk perempuan Indonesia masih lebih lambat dari laki-laki.

(Baca juga: 7 Perempuan Paling Inspiratif Dianugerahi "Rumah Kartini")

Meskipun berbagai aturan perundangan memberikan jaminan bagi perempuan dalam berpartisipasi membangun dan memajukan bangsa, masih ada masalah dalam implementasi karena banyak kaum laki-laki yang masih menganggap perempuan berada pada barisan "kedua".

"Inilah yang masih menjadi penghambat untuk memacu aktivitas perempuan dalam beberapa kegiatan, seperti perunding perdamaian dalam menyelesaikan konflik sosial," ujar Vennetia. Menurut Vennetia, saat ini peran perempuan sangat dibutuhkan karena tidak semua konflik dapat diselesaikan oleh laki-laki.

Suraiya seusai acara menyatakan, mencegah kekerasan tidak cukup hanya dengan mendorong meningkatnya peran perempuan. Menurut dia, penting melibatkan laki-laki untuk bersama-sama memahami bahwa hal ini bukan persoalan laki-laki saja, melainkan persoalan sosial, persoalan masyarakat dan negara. (SON)
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 April 2017, di halaman 12 dengan judul "Perempuan Jadi Pelopor".

Kompas TV Kongres Ulama Perempuan Indonesia digelar di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy Babakan, Ciwaringin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com