Jika Anda masih ingat ketika kita duduk di bangku sekolah, di dinding dalam kelas hampir selalu ada foto-foto para pahlawan yang berjejer rapi. Tapi sebenarnya untuk apa foto-foto tersebut? Apa hanya sebagai pajangan pelengkap di kelas saja?
Jika berkaca pada perintah dari Mendikbud Muhadjir Effendy yang meminta agar setiap kelas di Indonesia memasang foto presiden beserta wakilnya dan para pahlawan nasional, tujuannya adalah untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Tapi apakah hanya ini saja alasan untuk memasang foto para pahlawan nasional di kelas?
Ulasan selengkapnya bisa Anda baca pada artikel berjudul "Gambar Pahlawan di Kelas, Jangan Dipajang Hanya untuk Aksesoris!"
4. Belajar dari Tentara Pembebasan Suriah
Meskipun kalah dalam hal jumlah angka dibanding puluhan ribu pasukan SAA dan aliansi mengelilingi Kota Damaskus namun hal itu tidak berpengaruh bagi FSA (Free Syrian Army) setidaknya hingga saat tulisan ini sedang disiapkan. Faktanya adalah hingga kini kemampuan bertahan FSA sangat luar biasa dan mendapat acungan jempol, bikin Rusia dan pasukan pemerintah sakit kepala.
Perlawanan gagah berani FSA di Jobar dan Al-Qabun telah "mencuri" perhatian pengamat bagaimana FSA mampu melakukan hal itu di lumbung SAA sehingga korban jiwa di kedua pihak berjatuhan tak terhindarkan.
Banyak pihak terkagum-kagum mempelajari kekuatan dan ketangguhan FSA di kawasan dekat Damaskus ini. Bagaimana mereka mampu menjadi duri dalam daging dalam tubuh SAA bahkan bisa menjadi kuda hitam yang mampu meruntuhkan tembok pertahanan Damaskus.
Baca buah pikir Kompasianer tentang hal ini pada artikel berjudul "Belajar Kuat dan Tangguh dari Tentara Pembebasan Suriah".
5. Bangga Memiliki Haters
Siapa yang tidak tahu istilah hater saat ini? Istilah ini sangat familiar dengan publik figur dan seolah menjadi fenomena tersendiri di media sosial. Sebenarnya untuk apa ada haters ini? Apakah berpengaruh atau hanya sekadar mencari sensasi saja?
Ternyata fenomena haters ini berhubungan dengan kekeliruan memaknai sensasi dan prestasi.
Selebriti atau publik figur pun tidak jarang malah merasa bangga ketika memiliki haters dalam jumlah yang banyak. Bahkan kadang mereka seolah bersembunyi di balik dalih haters adalah orang yang peduli" pada mereka sebagai figur publik.
Para haters pun sama saja, mereka bahkan bangga mengungkapkan diri mereka sebagai pembenci salah satu figur dan tidak sedikit perilaku mereka yang semakin buruk di media sosial.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi munculnya para haters ini? Simak ulasan "Ketika Orang Biasa Bangga Memiliki Banyak Haters".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.