Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Nilai Penyerangan Novel Bukan Ditujukan Personal, tetapi ke KPK

Kompas.com - 23/04/2017, 15:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Divisi Hukim dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Ester mengaggap, masalah penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan bukan masalah personal.

Menurut dia, penyerangan itu menyasar pada lingkup yang lebih besar lagi, yakni melemahkan fungsi KPK.

"Serangan terhadap Novel maupun penyidik lain harus dimaknai sebagai serangan terhadap institusi KPK dan agenda pemberantasan korupsi," ujar Lola di sekretariat ICW, Jakarta, Minggu (23/4/2017).

Novel saat ini tengah menangani salah satu kasus terbesar di KPK, yakni dugaan korupsi pengadaan e-KTP. Lola menduga apa yang terjadi pada Novel karena tugasnya sebagai Ketua Satgas kasus tersebut.

Sebelum adanya penyerangan ini, Novel sudah beberapa kali menerima teror saat tengah menangani kasus megakorupsi itu.

"Jangan sampai hilang dari peristiwa-peristiwa itu. Bahwa penyerangan ini terkait dengan kasus yang ditangani Novel," kata Lola.

Baca: 12 Hari Menanti Terungkapnya Kasus Penyiraman Novel Baswedan...

Menurut Lola, kejadian ini harus menjadi bahan evaluasi yang mendalam bagi pemerintah, KPK, dan instansi penegak hukum.

Ia mengatakan, tak semestinya penegak hukum yang membongkar kasus korupsi menerima bentuk teror seperti Novel.

Kasus ini tak hanya dijumpai pada Novel, penyidik bahkan mantan pimpinan KPK pernah menerima berbagai teror.

"Pola ancaman yang terjadi selalu sama, yakni ketika KPK mebangani kasus dengan nilai kerugian keuangan negara yang cukup besar selalu diikuti dengan upaya melemahkan KPK," kata Lola.

Baca: Jokowi Didesak Bentuk Tim Kasus Novel, Ini Jawaban Istana

Lola juga menyayangkan gerak lambat polisi dalam menangani kasus penyiraman air keras terhadap Novel. Hingga hari ke-12, belum ada titik terang mengenai pelaku dan motif penyerangan.

"Untuk yang sebesar ini kok progressnya agak lambat dibandingkan kasus lain. Kayaknya alat bukti cukup, tapi hasilnya jauh dari seharusnya," kata Lola.

Kompas TV Polisi telah memeriksa 19 orang terkait aksi teror dan penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Nasional
Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com