3. Kegemaran Masyarakat Kita Melarang dan Melanggar
"Dilarang kencing di sini," atau "dilarang buang sampah di sini," adalah tulisan-tulisan yang sangat sering kita temui. Bahkan tidak jarang ada kalimat larangan yang menyamakan kita dengan binatang jika melanggar larangan tersebut.
Mengapa bisa terjadi? Karena memang budaya kita masih terbiasa untuk melanggar peraturan. Padahal tanpa ada larangan pun sudah seharusnya kita tahu tidak boleh kencing dan buang sampah sembarangan.
Lantas apa dengan adanya larangan tersebut publik menjadi tertib? Ternyata tidak juga. Karena masyarakat Indonesia memang gemar melarang sekaligus melanggar.
4. Mengawal dan Menuntut Janji Anies-Sandi
Pasangan Anies-Sandi hampir bisa dipastikan akan memenangkan Pilkada Jakarta. Sebuah Pilkada yang tergolong sangat mahal bila mencermati keterlibatan masyarakat Jakarta, bahkan termasuk dari daerah lainnya.
Bagi masyarakat Jakarta terkait kepemimpinan Anies-Sandi sudah pasti perlu pengawalan dan tuntutan pada janji-janji selama kampanye.
Ini penting diingatkan karena ada kebiasaan masyarakat negeri ini yang asyik dalam euforia Pilkada tapi lupa mengawal dan menuntut janji-janji pemimpin terpilih.
Dari rentetan rekam jejak buram kasus para pemimpin di negeri ini, sudah saatnya masyarakat mengubah cara pandang dalam menyikapi kepemimpinan.
Rakyat sudah saatnya menjadi subyek kepemimpinan; berperan aktif, progresif serta kritis pada seluruh proses kepemimpinan bila berharap ada perubahan penting setiap pemilihan pemimpin.
5. Polah Pengantar Jenazah yang Kerap Memicu Resah
Di Indonesia kita seringkali berjumpa dengan iring-iringan jenazah. Ketika ada orang meninggal dunia para pelawat atau pelayat dan keluarga terdekat turut mengantar jenazah hingga ke liang peristirahatan terakhirnya. Konvoi ini tentu tidak terjadi sekali, tapi sering terjadi.
Tidak jarang mereka bertingkah meresahkan lalu lintas jalan raya. Paling menarik perhatian dari prosesi mengantar jenazah ialah sikap iring-iringannya yang kurang menjaga sikap terpuji. Bahkan mereka kerap memertontonkan arogansi di khalayak ramai.
Tidak jarang mereka ugal-ugalan, tidak mengenakan helm serta menggoyang-goyangkan tongkat demi memecah kemacetan. Memang benar jenazah harus segera dikubur ke liang lahat tapi bukan berarti kita harus melanggar banyak peraturan lalu lintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.