Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus Mahkamah Agung Tingkatkan Integritas Pegawainya

Kompas.com - 10/04/2017, 13:45 WIB
Haris Prahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di era ketatnya persaingan sumber daya manusia, tuntutan berubah lebih baik menjadi suatu hal penting. Perubahan itu dapat dimulai dengan penerapan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi.

Menurut World Talent Report yang dikeluarkan Institute of Management Development pada 2015, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia masih berada di peringkat 41 dari 61 negara yang diteliti. Angka itu lebih rendah dari capaian Singapura yang berada di ranking ke-10, Malaysia (15), dan Thailand (34), dan Filipina (44).

Salah satu lembaga yang tengah gencar memperbaiki SDM adalah Mahkamah Agung (MA). Sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia, MA pun dituntut untuk memenuhi harapan masyarakat dalam hal keadilan hukum.

"Persoalan utama kami saat ini adalah fungsi koordinasi yang belum merata atau belum membumi hingga tingkat bawah lembaga MA," ujar Sekretaris MA Achmad Setyo Pudjoharsoyo di sela-sela acara Lokakarya Penyusunan Peta Jalan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi MA Republik Indonesia, Senin (10/4/2017), di Jakarta.

Adapun lokakarya itu terwujud berkat kerja sama MA dengan The European Union-United Nations Development Programme (EU-UNDP) Sustain.

Dalam upaya mengembangkan SDM berbasis kompetensi tersebut, lanjut Achmad Setyo, MA menyadari pentingnya peta jalan yang komprehensif dan berkelanjutan. Peta jalan itu pun diharapkan mampu meningkatkan fungsi koordinasi internal MA yang terdiri dari sekitar 30.000 pegawai.

Menurut dia, peta jalan SDM berbasis kompetensi yang MA buat pun sudah sesuai dengan Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035. Untuk itulah, kini MA telah melakukan sejumlah inisiatif, seperti seleksi terbuka, adanya e-learning, dan sebagainya.

Dia berharap dengan adanya peta jalan SDM berbasis kompetensi, sistem internal akan terbangun dengan sendirinya. Dengan begitu, ke depan siapa pun yang memimpin MA atau apa pun kebijakannya, ada kesinambungan sistem dalam MA.

Ketua Kamar Pembinaan MA Takdir Rahmadi yang juga hadir dalam acara itu mengatakan bahwa peta jalan SDM berbasis kompetensi itu kian dibutuhkan. Terlebih lagi, sejak reformasi, MA memiliki kewenangan  non-yudisial, seperti pengelolaan keuangan, aset, dan SDM.

Dok UNDP Mahkamah Agung bekerja sama dengan EU-UNDP Sustain tingkatkan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi dalam lokakarya Penyusunan Peta Jalan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi, Senin (10/4/2017), di Jakarta. Lokakarya itu terselenggara dengan bantuan EU-UNDP Sustain.
"Ini relatif pekerjaan baru bagi MA dibandingkan lembaga-lembaga lainnya. Perbaikan SDM sudah dijalankan, tetapi belum secara menyeluruh," ujar Takdir.

Ia mencontohkan, ketika sebuah keputusan dikeluarkan oleh pimpinan MA, sering kali muncul kritik dari internal lembaga. Hal ini, terjadi karena para pegawai di MA masih bekerja dalam kamar masing-masing.

Takdir pun berharap peta jalan SDM berbasis kompetensi dapat memperbaiki masalah tersebut.

Sementara itu, Manajer Proyek EU-UNDP Sustain Gilles Blanchi yang juga berbicara dalam forum tersebut, menyatakan perbaikan kualitas SDM di Mahkamah Agung menjadi hal krusial untuk meningkatkan integritas hukum di Tanah Air.

Dengan adanya peta jalan itu, lanjut Blanchi, MA dapat mengintegrasikan berbagai kebijkan SDM. Seperti menggabungkan sistem perekrutan, promosi, dan sebagainya.

"Dengan begitu maka akan tercipta tranparansi dan akuntabilitas di MA," ujar Blanchi.

Direktur Hukum dan Regulasi Bappenas Prahesti Pandanwangi yang juga berbicara dalam forum itu mengatakan, pihaknya mendukung setiap langkah perbaikan manajemen SDM di lemabaga-lembaga negara, termasuk MA.

Prahesti mengatakan, penyusuan peta jalan tersebut merupakan bagian dari strategi reformasi birokrasi yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, kompetensi, dan komitmen pegawai terhadap organisasi. Menurut dia, pemerintah mengapresiasi bantuan pihak eksternal seperti yang dilakukan EU-UNDP Sustain.

"Itu menjadi alternatif pembiayaan selain dari APBN," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com