Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KH Muhammad Zainudin Abdul Majid Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 05/04/2017, 14:46 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengusulkan kepada pemerintah agar KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dijadikan sebagai pahlawan nasional.

Usulan itu disampaikan langsung kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri seminar nasional Nahdlatul Wathan di Universitan Negeri Jakarta, Rabu (5/4/2017).

"Mudah-mudahan perjuangan untuk menjadi pahlawan nasional dapat diterima dengan baik," kata Zainul.

Hadir dalam seminar tersebut Rektor UNJ Djaali, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan anggota DPD dari NTB Farouk Muhammad.

(Baca: Pemprov Maluku akan Ajukan Alexander Jacob Patty Jadi Pahlawan Nasional)

Menurut Zainul, Kiai Zainuddin selama ini dikenal sebagai tokoh NTB yang selalu memperjuangkan kokohnya nilai-nilai kebangsaan.

Ia juga dikenal sebagai penggagas gagasan nasional religius yang menjadi cikal bakal lahirnya Nahdlatul Wathan tahun 1934 di NTB.

"Kami berharap, ikhtiar ini bisa berujung dengan pengakuan pemerintah kepada beliau sebagai pahlawan nasional. Supaya NTB punya pahlawan nasional," ujar dia.

Sementara itu, Wapres mengatakan, dalam kurun waktu 60 tahun belakangan, terdapat 169 orang yang telah diberi gelar pahlawan nasional.

Namun demikian, Wapres mengaku bila sampai saat ini belum ada tokoh NTB yang diberi gelar tersebut.

"NTB, minta maaf baru diusulkan. Padahal perjuangan NTB tentu tidak kurang-kurangnya," kata dia.

Meski demikian, Wapres mengaku, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat gelar tersebut.

(Baca: Djarot Berharap Gus Dur Bisa Jadi Pahlawan Nasional Tahun Depan)

Syarat itu diatur di dalam UU Nomoro 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Selain berjuang untuk Indonesia serta menghasilkan karya positif, kata Wapres, tokoh tersebut juga tidak boleh tercela.

Namun, Wapres meyakini Kiai Zainuddin bukan orang tercela. "Termasuk perjuangan beliau dalam menggerakkan masyarakat. Konsistensinya juga. Inilah tentu yang dapat dibahas dalam seminar ini," ujarnya.

Pengembang nasionalisme religius

Muhammad Zainuddin Abdul Majid lahir di Lombok Timur, NTB, 5 Agustus 1898 dan meninggal pada 21 Oktober 1997 juga di Lombok Timur.

Dia dikenal sebagai sosok penggagas dan pengembang nasionalisme religius untuk kemerdekaan Indonesia.

Ia mewujudkan gagasan itu dengan membentuk organisasi modern berbasis religius, Nahdlatul Wathan tahun 1934 di Lombok, NTB, setelah menyelesaikan studinya di Madrasah Syalwatiyah, Arab Saudi.

Perjuangan Nahdlatul Wathan dipusatkan melalui penyelenggaraan lembaga pendidikan kepada rakyat Lombok, sehingga tumbuh menjadi pendukung kuat kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.

Kompas TV Warga Kota Pematang Siantar dikejutkan oleh temuan buku Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahannya yang berseberangan dengan Pancasila. Menurut Humas Pematang Siantar buku sengaja dibuat untuk menyesatkan pembaca karena terdapat beberapa kekeliruan lainnya seperti asal pahlawan nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com