Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anda Terlewat Info soal Isu Nasional? Ini 5 Berita Populer Kemarin

Kompas.com - 31/03/2017, 05:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan nasional sepanjang Kamis (30/3/2017), didominasi kasus dugaan korupsi e-KTP yang bergulir di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Banyak fakta muncul dalam sidang yang menghadirkan sejumlah saksi tersebut.

Isu lain yang menjadi sorotan adalah rencana aksi demo pada siang hingga petang nanti.

Aksi demo 313 itu masih terkait kasus calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituduh menoda agama.

Berikut rangkuman dua peristiwa itu dan berita lainnya yang mungkin belum Anda ikuti pada Kamis kemarin.

1. Pengakuan Miryam kepada penyidik KPK

Persidangan kasus korupsi e-KTP pada Kamis kemarin, menghadirkan penyidik KPK yang sempat memeriksa mantan anggota Komisi II DPR RI Miryam S Haryani

Salah satu Penyidik KPK, Novel Baswedan mengaku, Miryan ketika diperiksa menyebut adanya ancaman dari anggota DPR.

Ancaman itu agar Miryam menutupi kasus suap sejumlah anggota DPR dalam proyek e-KTP.

KPK sempat menawarkan perlindungan, tetapi Miryam menolak. Untuk selengkapnya bisa dibaca beritanya disini.

Menurut penyidik, dalam pemeriksaan, Miryam mengaku menerima duit dan tahu soal pemberian uang ke sejumlah anggota DPR RI periode 2009-2014, hasil korupsi e-KTP.

Penyidik KPK dihadirkan di persidangan karena Miryam mencabut keterangannya dalam berita acara pemeriksaan.

Atas keterangan penyidik KPK itu, kepada majelis hakim, Miryam tetap membantah keterangannya sendiri dalam BAP.

Baca juga berita:

- KPK Miliki Bukti Miryam Terlibat Kasus Korupsi Selain E-KTP
- Penyidik: Miryam Takut Serahkan Uang E-KTP ke KPK karena Diancam
- KPK Miliki Bukti Miryam Terlibat Kasus Korupsi Selain E-KTP
- Jaksa KPK Minta Miryam S Haryani Ditahan atas Dugaan Keterangan Palsu

Dalam persidangan muncul juga keterangan siapa mereka yang diduga mengancam Miryam. Ada lima anggota DPR yang disebut.

2. Ganjar akui ada pemberian uang

Mantan anggota Komisi II DPR Ganjar Pranowo mengaku pernah tiga kali ditawarkan uang terkait proses pembahasan e-KTP.

Ia juga pernah diberikan bungkusan yang diduga berisi uang. Gubernur Jawa Tengah itu mengaku menolak semua pemberian tersebut.

Sementara dalam surat dakwaan, Ganjar Pranowo disebut menerima suap sebesar 520.000 dollar AS dalam kasus dugaan korupsi e-KTP.

Keterangan Ganjar dalam persidangan bisa dibaca dalam berita Kasus E-KTP, Ganjar Tiga Kali Ditawarkan Uang, Sekali Diberi Bungkusan

3. Aksi 313

Forum Umat Islam (FUI) akan menggelar aksi 313 hari ini, dengan tuntutan kepada pemerintah agar memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Menurut mereka, Ahok harus diberhentikan karena menyandang status terdakwa dalam kasus dugaan penodaan agama.

FUI menargetkan 100.000 orang dari berbagai daerah ikut dalam aksi di depan Istana Kepresidenan tersebut. Mereka akan meminta perwakilannya diterima Presiden Joko Widodo.

Sejumlah pihak menanggapi rencana tersebut. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin berpendapat, sebenarnya tidak perlu lagi ada aksi seperti itu.

 

Pasalnya, tuntutan para pengunjuk rasa sudah sering dilontarkan. Pemerintah pun sudah menampung aspirasi tersebut. Imbauan Ma'ruf dalam dibaca disini.

Komentar lainnya soal Aksi 313 dalam dibaca dalam berita:

- Istana Berharap Aksi 313 Berlangsung Tertib
- Sekum PP Muhammadiyah Anggap Aksi 313 Sarat Muatan Politis
- Wiranto: Aksi 313 Jangan Sampai Ganggu Masyarakat
- Aksi 313, Pemerintah Tak Akan Tunduk pada Tuntutan Massa

4. Seleksi komisioner KPU-Bawaslu

Proses uji kepatutan dan kelayakan calon komisioner KPU-Bawaslu tersendat di DPR. Di internal DPR mempertanyakan hasil seleksi Pansel.

Hal itu ditanyakan anggota DPR dalam rapat dengan Pansel di Komisi II DPR.

Salah satu yang ditanyakan adalah tak lolosnya empat anggota Bawaslu periode 2012-2017, yang kembali mencalonkan diri.

 

Sementara, lima anggota KPU RI periode 2012-2017 yang mendaftarkan diri, lolos seluruhnya.

Menjawab pertanyaan anggota DPR, Pansel merasa bahwa hasil kerja mereka cenderung lebih baik ketimbang periode lalu.

Berita selengkapnya bisa dibaca dalam:

- Dicecar DPR karena Tak Loloskan Komisioner Bawaslu, Ini Jawaban Pansel
- Pansel Terkejut Laporan Seleksi KPU-Bawaslu Telat Sampai ke Komisi II

5. OTT KPK

KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis. Suap dilakukan terkait suap perkapalan.

Operasi tangkap tangan dilakukan di dua provinsi yang berbeda yakni Jakarta dan Surabaya. Namun, belum terdapat konfirmasi siapa yang telah ditangkap KPK.

KPK akan menjelaskan lebih rinci soal operasi tersebut pada hari ini. Adapun soal OTT tersebut dapat dibaca disini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com