Menariknya, lepasnya Ridwan Kamil dari dekapan PKS dan Gerindra membuat peta persaingan menuju Jabar 1 semakin seru. Setidaknya sampai saat ini sudah ada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, petahana Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan tentu saja Netty Prasetiyani (istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan).
Dedi Mulyadi adalah satu-satunya calon gubernur dengan modal paling kuat. Sebagai Ketua DPP Golkar Jabar, Dedi telah memiliki modal 17 kursi. Cukup dengan menggandeng Ridwan Kamil yang didukung Nasdem yang memiliki lima kursi, pasangan Dedi-Ridwan sudah bisa maju Pilgub.
Calon gubernur berikutnya adalah Netty Prasetiyani, istri petahana Gubernur dalam perhitungan saya adalah sebuah enigma bagi PKS yang tak malu-malu menjual isu agama dan pemimpin perempuan, meskipun dalam politik lokal Jabar ada juga contoh calon perempuan yang didukung PKS dan menang yaitu Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Sedangkan calon terakhir Deddy Mizwar hingga saat ini serupa perannya sebagai Naga Bonar: sosok yang tak diunggulkan berkat kinerjanya sebagai Wakil Gubernur yang tak semengkilap dibandingkan kegesitannya mencari tambahan rejeki sebagai bintang iklan.
Dengan modal keartisannya, Deddy serupa Dede Yusuf dalam Pilgub 2008, bisa menjadi salah satu figur yang bisa dipilih untuk berjuang mencari peruntungan bagi sejumlah partai di luar Golkar, PKS dan Nasdem yang masih percaya diri menghadapi Ridwan Kamil.
Di luar sejumlah figur yang mulai terlihat, tak bisa diabaikan adalah partai pemilik kursi terbesar di Jabar, PDI Perjuangan. Dengan modal 20 kursi, ironisnya PDI mengulang kisah di Pilkada Jakarta. Punya modal kuat namun minus calon kuat.
Namun, jika kita mau menengok ke belakang, satu orang yang berhasil membuat Kang Emil batal bertarung ke Pilkada DKI adalah Presiden Joko Widodo. Fakta bahwa tiket PDI Perjuangan ada di tangan Megawati Sukarnoputri, namun dalam kasus Pilkada DKI, akhirnya tiket itu berhasil didapat Ahok yang sempat bersitegang dengan kaum Banteng.
Dengan skema ideal tiket PDI akhirnya ada di tangan Ridwan Kamil pertarungan akan menarik ketika Partai Golkar sebagai mitra koalisi PDI memilih untuk bertarung sendirian. Sesuatu yang rasanya kurang taktis jika mengingat basis Golkar di Jawa Barat tak sebesar dan semerata PDI Perjuangan. Apalagi figur Dedi, dilihat dari sisi mana pun masih kalah populer dibanding Ridwan Kamil. Koalisi? Mestinya begitu jika ingin menang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.